Duta Besar AS untuk Korea Selatan, hari Kamis mengatakan "baik-baik saja dan tetap bersemangat," setelah seorang penyerang melukai wajah dan pergelangan tangannya dengan pisau di Seoul.
Duta Besar Mark Lippert dirawat di rumah sakit, dimana para dokter harus melakukan 80 jahitan untuk menutup luka sepanjang 11 sentimeter di wajahnya dan melakukan operasi untuk memperbaiki kerusakan otot dan saraf di lengannya.
Mark Lippert kemudian menulis di Twitter bahwa ia dan keluarganya sangat terharu atas ungkapan dukungan dan ia akan segera kembali bekerja mendorong hubungan AS – Korea Selatan.
Media pemerintah Korea Utara menyebut serangan itu "sayatan pisau keadilan" dan "hukuman pantas bagi Amerika yang gila perang." Korea Utara mengatakan, serangan itu menunjukkan tentangan rakyat Korea Selatan terhadap latihan militer AS dan Korea Selatan yang sedang berlangsung minggu ini, meskipun Korea Utara mengajukan keberatan.
Para saksi mengatakan serangan itu terjadi ketika Mark Lippert menghadiri undangan makan pagi, dan seorang laki-laki yang kemudian diidentifikasi oleh polisi sebagai Kim Ki-jong, usia 55 tahun, menyerang dutabesar dengan pisau sepanjang 25 sentimeter.
Media Korea Selatan melaporkan Kim, aktivis anti-AS sejak lama, berteriak, "Korea Selatan dan Korea Utara harus bersatu."
Kedua Korea telah terpisah selama puluhan tahun, perbatasan mereka dijaga dengan persenjataan paling ketat di dunia. Amerika menempatkan 28.500 tentara di Korea Selatan sebagai penangkal terhadap kemungkinan serangan Korea Utara, tapi sebagian rakyat Korea Selatan melihat kehadiran pasukan AS sebagai penghalang pemersatu kedua Korea.
Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye mengatakan serangan itu merupakan "serangan terhadap persekutuan Korea Selatan-AS."