Power akan mengunjungi Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Ia mengatakan kepada para wartawan hari Sabtu (25/10) bahwa manfaat mendapatkan informasi langsung mengenai apa yang sedang terjadi di sana jauh melebihi apa yang ia sebut “risiko yang nyaris tidak ada.”
Power akan mengunjungi pusat-pusat koordinasi Ebola dan bertemu para pejabat tinggi pemerintah, serta pakar kesehatan dan pasukan Amerika yang sedang berjuang keras mengatasi Ebola.
Guinea, Liberia dan Sierra Leone merupakan pusat krisis Ebola yang telah menewaskan hampir 5.000 orang dari 10 ribu lebih pasien yang dikukuhkan dan diduga terjangkit Ebola. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) menyatakan jumlah penderita sesungguhnya mungkin lebih tinggi karena banyak keluarga yang merawat penderita Ebola di rumah.
Juga Sabtu, PBB menerbangkan satu ton pasokan bantuan darurat ke Mali setelah negara itu melaporkan korban meninggal pertamanya akibat Ebola.
Seorang anak perempuan berusia dua tahun dari Guinea meninggal hari Jumat di Mali, di mana ia datang untuk menjalani pengobatan. WHO menyatakan bocah tersebut datang dengan bus dan mungkin telah banyak menulari orang lain di Mali.
Direktur Program Pangan Dunia untuk kawasan Afrika Barat Denise Brown mengatakan kecepatan bertindak sangat penting dalam menangani krisis Ebola.
Dalam perkembangan lain, Badan Pangan dan Obat-obatan Amerika telah mengizinkan penggunaan uji coba diagnostik baru yang dibuat oleh sebuah perusahaan Amerika yang dapat mendeteksi Ebola dalam sampel darah atau air seni dalam waktu kira-kira satu jam, dibandingkan dengan 24 sampai 48 jam yang diperlukan untuk melakukan uji coba yang sekarang. Badan Pangan dan Obat-Obatan Amerika, FDA bekerjasama dengan Bio Fire yang berpusat di Utah untuk memperoleh data yang diperlukan untuk memberikan otorisasi darurat.
