Kedubes China di Inggris menuntut Twitter menyelidiki insiden peretasan terhadap akun Dubes Liu Xiaoming. Tuntutan yang disampaikan Rabu malam (9/9) ini menyusul ramainya pemberitaan bahwa dubes itu memberikan pernyataan “like” atau “suka” terhadap sebuah postingan porno di platform media sosial itu.
Insiden tersebut mencuat setelah seorang aktivis HAM, sebelumnya pada hari itu, mempublikasikan hasil tangkap layar (screenshot) yang menunjukkan akun Liu menyukai konten porno yang dicuitkan seorang pengguna Twitter lain.
“Baru-baru ini, sejumlah pihak anti-China secara keji meretas akun Twitter Dubes Liu Xiaoming dan menggunakan metode-metode yang menjijikkan untuk mengelabui publik. Kedubes telah melaporkan ini ke perusahaan Twitter dan mendesaknya untuk segera melakukan penyelidikan secara saksama dan menangani masalah ini secara serius,” kata sebuah pernyataan dari kedubes itu.
Twitter menolak mengomentari insiden tersebut. Sejumlah kantor berita termasuk Associated Press melaporkan, akun Twitter resmi dubes itu tidak lagi menunjukkan adanya pernyataan suka dari Liu terhadap postingan porno yang ramai dibicarakan.
Seperti halnya platform-platform media sosial populer lainnya, Twitter diblokir di China, sementara media sosial seperti Weibo -- versi Twitter China – melarang konten-konten kontroversial untuk menghindari munculnya reaksi negatif dari pihak berwenang.
Meski demikian, para pejabat China, terutama di kementerian luar negeri, belakangan ini memanfaatkan Twitter dan media sosial lainnya, untuk mengungkapkan sikap resmi pemerintah China, memburuk-burukkan para pengecam dan membantah kecaman-kecaman terkait HAM, kebijakan luar negeri dan isu-isu lain. [ab/uh]