Tautan-tautan Akses

Duka Thailand atas Pembunuhan di Pusat Penitipan Anak


Keluarga korban berdoa saat upacara keagamaan untuk memanggil kembali arwah korban di luar tempat penitipan anak, yang menjadi lokasi penembakan massal di kota Uthai Sawan, di provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand, 9 Oktober 2022 (Foto: Reuters)
Keluarga korban berdoa saat upacara keagamaan untuk memanggil kembali arwah korban di luar tempat penitipan anak, yang menjadi lokasi penembakan massal di kota Uthai Sawan, di provinsi Nong Bua Lam Phu, Thailand, 9 Oktober 2022 (Foto: Reuters)

Peti mati berwarna merah muda dan putih yang dihiasi dengan emas membawa mayat 22 anak yang tewas akibat amukan senjata api. Peti-peti itu dimuat di dalam sebuah truk, Kamis (5/10).

Wakil Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, mengatupkan kedua tangannya dan menundukkan kepalanya saat truk yang diikuti oleh ambulans membawa mayat korban lainnya berjalan di kota kecil Na Klang di timur laut Thailand.

"Semua orang Thailand, dan semua orang di seluruh dunia yang tahu tentang ini ... akan merasa sangat tertekan dan sedih," kata Anutin.

Anak-anak tersebut dibunuh pada Kamis (5/10) oleh seorang mantan polisi, menurut saksi mata. Ia menyerbu pusat penitipan anak dan mulai menembak.

Seksan Sriraj, 28, berduka saat upacara bagi mereka yang tewas dalam serangan di kota pedesaan Uthai Sawan, timur laut Thailand, 7 Oktober 2022. (Foto: AP)
Seksan Sriraj, 28, berduka saat upacara bagi mereka yang tewas dalam serangan di kota pedesaan Uthai Sawan, timur laut Thailand, 7 Oktober 2022. (Foto: AP)

Total terdapat 36 orang yang dibunuh oleh Panya Khamrapm, yang menurut polisi, telah dibebastugaskan pada tahun lalu karena kasus penggunaan narkoba. Sang pelaku juga menghadiri sidang pengadilan atas tuduhan narkotika beberapa saat sebelum serangan itu terjadi.

Setelah kembali ke rumah, polisi mengatakan Panya membunuh istri dan anaknya sebelum mengarahkan pistol ke dirinya sendiri.

Petugas penyelamat telah membawa mayat para korban ke kantor polisi setempat dan menempatkan mereka di peti mati ketika petugas medis berdiri dengan khidmat dan kerabat para korban berkumpul. Beberapa dari mereka terlihat menyeka air mata.

"Tidak ada yang menginginkan ini terjadi. Ini pemandangan yang tidak ingin dilihat siapa pun. Ini mengerikan," kata Piyalak Kingkaew, pemimpin tim penyelamat yang pertama tiba.

Timnya berbagi foto dengan Reuters. Dalam foto tersebut terlihat tubuh-tubuh kecil tergeletak di atas selimut.

Mayat seorang anak laki-laki mengenakan baju Manchester United terlihat di atas bed cover Winnie the Pooh di sebuah ruangan dengan dinding berhiaskan kartun hewan.

"Kami terbiasa melihat banyak jenazah, kami pernah mengalaminya, tapi kejadian ini yang paling mengerikan," tambah Piyalak.

"Mereka adalah anak-anak kecil yang masih tidur," katanya. [ss/ah]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG