Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat mengatakan pada hari Kamis (18/1) bahwa perundingan normalisasi hubungan dengan Israel tidak akan dilakukan hingga kekerasan di Gaza berakhir dan ada jalan menuju terbentuknya negara Palestina.
Pernyataan itu disampaikan Putri Reema Bandar al Saud di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos setelah Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan bahwa normalisasi hubungan Israel dan Arab Saudi akan menjadi elemen penting untuk mengakhiri perangnya melawan Hamas.
Perundingan normalisasi hubungan kedua negara semakin meningkat setelah Pangeran Saudi Faisah bin Farhan mengatakan bahwa Arab Saudi “pasti” akan mengakui Israel sebagai bagian dari sebuah kesepakatan politik yang lebih besar, yang mencakup negara Palestina.
Ketika ditanya oleh pembawa berita CNN Becky Anderson mengenai normalisasi dengan Israel dalam sesi diskusi panel, Putri Reema Bandar al Saud mengatakan: “Sikap kerajaan sudah cukup jelas: selama kekerasan di lapangan dan pembunuhan masih terus terjadi, kami tidak dapat membicarakan apa yang terjadi pada hari berikutnya atau hari setelah itu, karena kami harus menyelesaikan apa yang terjadi saat ini.”
Kementerian Kesehatan Hamas mengatakan, lebih dari 24.400 warga Palestina tewas akibat kekerasan di Gaza.
Pihak kementerian tidak membedakan mana korban warga sipil, mana korban petempur. Akan tetapi, mereka menyatakan bahwa 70 persen korban tewas merupakan perempuan dan anak-anak. Di Israel, sekitar 1.200 orang tewas akibat serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu kembali perang, selain sekitar 250 orang lainnya yang diculik ke Gaza.
Putri al-Saud juga menyerukan gencatan senjata di Gaza.
“Ini tidak boleh terjadi lagi,” ujarnya. “Kerajaan mengutuk kekerasan di kedua pihak. Kami tidak memaafkan kekerasan terhadap warga sipil dalam kapasitas apa pun. Tidak peduli negara mana, warga mana, agama mana. Pada akhirnya kita semua umat manusia, dan umat manusia kini harus menyerukan gencatan senjata sekarang juga,” ujarnya.
Saat disinggung mengenai meluasnya ketegangan di kawasan, termasuk di Yaman, Puteri al-Saud mengatakan: “Semakin lama hal ini berlangsung, tidak dapat dihindari bahwa akan terjadi serangan yang menghancurkan atau suatu kesalahan yang akan membawa kita mundur – saya benci mengatakannya – ke Zaman Batu. Ini adalah wilayah yang panas dan bergejolak, bagian dunia di mana saya berada ini.” [rd/jm]
Forum