Duta Besar Susan Rice telah menghadapi kecaman keras dari sejumlah anggota kongres Partai Republik yang bisa menyulitkan nominasinya oleh Presiden Barack Obama di masa depan.
Lima hari setelah serangan di Benghazi yang menewaskan Duta Besar Amerika Christopher Stevens dan tiga warga Amerika lainnya, Susan Rice muncul di beberapa program televisi Amerika. Rice mengatakan penilaian intelijen awal menunjukkan demonstrasi spontan yang mengundang kehadiran militan bersenjata berat.
Pemerintahan Obama sejak itu mengatakan bahwa serangan itu, pada kenyataannya, adalah serangan teroris.
Berbicara di PBB Rabu malam, Rice menanggapi sejumlah pertanyaan yang masih tersisa tentang pernyataannya bulan September itu.
"Ketika membahas serangan terhadap fasilitas Amerika di Benghazi, saya semata-mata mengandalkan informasi yang diberikan kepada saya oleh komunitas intelijen. Saya telah menekankan bahwa informasi itu masih dini dan penyelidikan kami selanjutnya akan memberikan jawaban yang pasti. Setiap orang, khususnya komunitas intelijen, telah bekerja dengan itikad baik untuk memberikan penilaian terbaik berdasarkan informasi yang tersedia,” ungkap Rice.
Pekan lalu, anggota senat fraksi Republik, termasuk Senator John McCain, mengecam komentar awal Rice tentang Benghazi sebagai bukti kebohongan atau ketidakmampuan. Hingga kini, sebagian anggota Partai Republik dan pengecam konservatif menuduh pemerintah meremehkan insiden Benghazi dengan maksud melindungi Presiden Obama dari dampak politik semasa pemilu presiden.
Duta Besar Rice menanggapi langsung Senator McCain dengan menyanggah tuduhannya.
"Saya sangat menghormati Senator McCain dan pengabdiannya kepada Amerika, dari dulu dan selamanya. Saya kira beberapa pernyataannya tentang saya tidak berdasar, tapi saya harap pada waktu yang tepat, saya berkesempatan untuk membahas semua ini dengannya,” ujar Rice.
Susan Rice dianggap sebagai salah seorang calon kuat pengganti Hillary Clinton sebagai menteri luar negeri pada masa jabatan kedua Presiden Obama. Jika dicalonkan, ia harus mendapat konfirmasi senat untuk menempati jabatan itu.
Lima hari setelah serangan di Benghazi yang menewaskan Duta Besar Amerika Christopher Stevens dan tiga warga Amerika lainnya, Susan Rice muncul di beberapa program televisi Amerika. Rice mengatakan penilaian intelijen awal menunjukkan demonstrasi spontan yang mengundang kehadiran militan bersenjata berat.
Pemerintahan Obama sejak itu mengatakan bahwa serangan itu, pada kenyataannya, adalah serangan teroris.
Berbicara di PBB Rabu malam, Rice menanggapi sejumlah pertanyaan yang masih tersisa tentang pernyataannya bulan September itu.
"Ketika membahas serangan terhadap fasilitas Amerika di Benghazi, saya semata-mata mengandalkan informasi yang diberikan kepada saya oleh komunitas intelijen. Saya telah menekankan bahwa informasi itu masih dini dan penyelidikan kami selanjutnya akan memberikan jawaban yang pasti. Setiap orang, khususnya komunitas intelijen, telah bekerja dengan itikad baik untuk memberikan penilaian terbaik berdasarkan informasi yang tersedia,” ungkap Rice.
Pekan lalu, anggota senat fraksi Republik, termasuk Senator John McCain, mengecam komentar awal Rice tentang Benghazi sebagai bukti kebohongan atau ketidakmampuan. Hingga kini, sebagian anggota Partai Republik dan pengecam konservatif menuduh pemerintah meremehkan insiden Benghazi dengan maksud melindungi Presiden Obama dari dampak politik semasa pemilu presiden.
Duta Besar Rice menanggapi langsung Senator McCain dengan menyanggah tuduhannya.
"Saya sangat menghormati Senator McCain dan pengabdiannya kepada Amerika, dari dulu dan selamanya. Saya kira beberapa pernyataannya tentang saya tidak berdasar, tapi saya harap pada waktu yang tepat, saya berkesempatan untuk membahas semua ini dengannya,” ujar Rice.
Susan Rice dianggap sebagai salah seorang calon kuat pengganti Hillary Clinton sebagai menteri luar negeri pada masa jabatan kedua Presiden Obama. Jika dicalonkan, ia harus mendapat konfirmasi senat untuk menempati jabatan itu.