Presiden Filipina Rodrigo Duterte berada di Beijing hari Kamis (29/8) untuk pertemuan dengan Presiden Xi Jinping di mana pemimpin Asia Tenggara itu diperkirakan akan membahas keputusan tentang Laut China Selatan yang disengketakan.
Arbitrase Den Haag 2016 sebagian besar membatalkan klaim China atas hampir seluruh kawasan Laut China Selatan dan memutuskan negara itu melanggar Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Perselisihan atas perairan yang merupakan jalur utama pelayaran global yang dianggap kaya akan cadangan minyak dan gas itu telah bertahun-tahun merusak hubungan China dengan Filipina dan negara-negara tetangga lainnya dengan klaim teritorial tumpang tindih atas wilayah yang disengketakan itu, di mana Beijing telah mengubah serangkaian pulau karang menjadi pangkalan militernya.
Namun, Duterte selama ini terutama telah berusaha menghindari pembicaraan isu itu dan mengupayakan hubungan yang lebih hangat dengan Beijing. Nasionalis Filipina dan kelompok sayap kiri telah mengkritik Presiden Duterte karena tidak segera menuntut kepatuhan China dengan putusan arbitrase tersebut, yang diterima pada tahun yang sama ketika Duterte mulai menjabat sebagai presiden. [lt/uh]