Bank Sentral Amerika dan beberapa bank sentral lain masih menjaga suku bunga supaya tetap rendah guna menggairahkan pertumbuhan ekonomi. Tetapi satu pertanyaan besar adalah apakah ekonomi bisa berkembang cukup cepat supaya suku bunga bisa dinaikkan? Hingga hari Rabu lalu (30/12) para pemain di pasar menginvestasikan uang mereka di Amerika karena berharap suku bunga deposito dolar untuk jangka waktu tiga bulan bisa mencapai 1,24% pada Desember 2016, atau naik sekitar 0,64 point. Jika tercapai maka ini merupakan kenaikan lebih besar dari kawasan Euro, Inggris dan Jepang.
Meskipun demikian, pada saat bersamaan, di pasar untuk kredit derivatif, yang menyediakan asuransi terhadap kemungkinan gagal bayar, ada keprihatinan dengan keuangan perusahaan-perusahaan Amerika. Pada Rabu (30/12), biaya asuransi selama lima tahun untuk utang 10 juta dolar mencapai hampir 89 ribu dolar naik dari 22 ribu dollar tahun sebelumnya. Ini merupakan peningkatan persentase lebih besar dibanding di Eropa, Jepang dan Asia.
Bloomberg mempertanyakan bagaimana mungkin ekonomi Amerika bisa lebih kuat tetapi pada saat bersamaan juga lebih rentan? Satu kemungkinan yang tidak dipertimbangkan pasar adalah potensi kenaikan suku bunga sebagai cerminan kekuatan. Mungkin para pemain di pasar menilai Bank Sentral bertindak terlalu jauh, mengganggu pertumbuhan ekonomi dan memicu gelombang gagal bayar. Hal lain yang mungkin bisa dinilai sebagai penjelasan lebih optimis, yaitu ada perkiraan bahwa suku bunga lebih tinggi hanya berdampak pada bisnis tertentu, misalnya bisnis yang terpukul oleh rendahnya harga minyak dunia dan mereka yang hutangnya terlalu besar dan tidak mampu membeli kembali saham mereka sendiri, tanpa menyebabkan terpuruknya ekonomi secara keseluruhan.
Namun terlepas dari pertimbangan-pertimbangan ini, sinyal yang tidak menentu ini menggambarkan kerumitan tugas yang dihadapi Bank Sentral Amerika. Penguatan ekonomi Amerika penting bagi seluruh dunia, terlebih mengingat perlambatan ekonomi China dan lambatnya pemulihan ekonomi di Eropa. Meskipun demikian Amerika, sebagai negara dengan tingkat ekonomi terbesar di dunia, masih menunjukkan tanda-tanda kelemahan, dan mungkin kerentanan yang tidak biasa terkait kenaikan suku bunga. Sebagaimana dicatat oleh Bloomberg, ini berarti Bank Sentral harus bertindak hati-hati dan siap mengubah arah jika tahun 2016 tidak berjalan sesuai rencana. [em/jm]