Menteri Keuangan Inggris memberitahu sejawat-sejawatnya di pemerintahan negara itu bahwa ekonomi Inggris kemungkinan akan menyusut hingga 30 persen pada kwartal ini karena lockdown terkait wabah virus corona.
Rishi Sunak mengatakan, meskipun ia berharap lockdown segera berakhir, meningkatnya jumlah korban tewas akibat virus corona menipiskan harapan bahwa langkah-langkah pembatasan yang menyulitkan ekonomi akan segera dicabut.
Jumlah orang yang meninggal akibat COVID-19 di berbagai penjuru Inggris telah melampaui 10.000 dan seorang penasihat sains untuk pemerintah mengatakan, Inggris berisiko menjadi negara di Eropa yang paling parah terdampak virus corona.
Pemerintah sendiri membela tanggapannya terhadap virus corona meski muncul berbagai keluhan seperti tidak memadainya jumlah alat uji virus corona, langkanya alat pelindung diri dan terlalu lambatnya PM Boris Johnson memberlakukan lockdown.
Hingga Senin, Johnson belum kembali menjalankan fungsinya sebagai PM, setelah kembali dari rumah sakit sehari sebelumnya. Ia dikabarkan masih dalam proses pemulihan setelah sepekan dirawat di rumah sakit. Dalam sebuah pesan videonya yang diposkan di Twitter, ia berterima kasih kepada rakyat Inggris karena telah mempraktikkan social distancing yang ketat yang membantu mencegah penyebaran virus corona.
Surat kabar "The Times" melaporkan Sunak dengan para sewajatnya membahas kemungkinan bahwa Produk Domestik Bruto negara itu akan menyusut 25-30 persen antara bulan April dan Juni.
Mengutip sejumlah menteri yang ingin dirahasiakan nama mereka, "The Times" juga mengungkapkan bahwa Sunak dan sejumlah menteri lain mendesak agar langkah-langkah social distancing dilonggarkan demi perekonomian, sementara sejumlah lainnya menolak karena berisiko memperburuk wabah itu. [ab/uh]