Mantan manajer klub Arsenal, Arsene Wenger, mengatakan hasil babak penyisihan grup Piala Dunia menunjukkan tim-tim yang maju tanpa banyak masalah adalah mereka yang paling siap secara mental dan tidak terganggu oleh hingar bingar masalah politik.
Mengacu pada tersingkirnya Jerman, Belgia dan Denmark, Wenger, yang berbicara dalam sesi analisis teknis pertandingan fase grup yang digelar oleh badan sepak bola dunia FIFA, mengatakan tim-tim yang fokus pada pertandingan dan memulai dengan baik, seperti Brazil, Prancis dan Inggris, lebih mudah melenggang masuk ke babak 16 besar.
"Tim-tim yang tidak mengecewakan dalam performa pertandingan pertama mereka - karena ketika Anda sampai di Piala Dunia Anda tahu Anda tidak akan kalah di pertandingan pertama - adalah tim-tim yang berpengalaman, mereka memiliki hasil .... mereka bermain bagus di awal permainan," kata Wenger, Minggu (4/12).
"Tim-tim tersebut juga yang siap mental dan memiliki pola pikir untuk fokus pada kompetisi dan bukan pada demonstrasi politik."
Piala Dunia Qatar menjadi saksi dinamika diskusi politik yang tidak biasa dari tim nasional sejumlah negara. Beberapa dari mereka menyuarakan keprihatinan tentang perlakuan tuan rumah terhadap pekerja migran, pendekatannya terhadap hak LGBT dan ancaman FIFA untuk menghukum pemain karena pernyataan politik.
Federasi sepak bola Jerman adalah yang paling vokal menyerukan penggunaan ban lengan anti-diskriminasi "OneLove" untuk dikenakan oleh para pemain, dan mengatakan "pemerasan ekstrem" menyebabkan Jerman, Denmark, Belgia, Belanda, Wales, Inggris dan Swiss mengabaikan rencana untuk memakainya. Sebelum kekalahan mengejutkan mereka dari Jepang, tim Jerman berpose untuk foto pra-pertandingan dengan tangan di mulut, menyinggung bahwa mereka dibungkam oleh FIFA.
Denmark juga menentang ban lengan dan bulan lalu ingin menggunakan perlengkapan pelatihan dengan slogan-slogan untuk mendukung hak asasi manusia.
Spekulasi tentang ancaman Denmark untuk mundur dari FIFA karena pelarangan ban lengan merebak. Namun, federasi sepak bolanya menyebut hal itu sebagai kesalahpahaman media. [ah/rs]
Forum