Sutradara John Patton Ford mengatakan dia tidak pernah mengira bahwa filmnya, “Emily the Criminal” akan bergaung di antara banyak penonton dan menciptakan gebrakan seputar masalah utang mahasiswa.
Film “Emily the Criminal” (“Emily si Penjahat”) berkisah tentang seseorang bernama Emily yang terbebani utang mahasiswa dan tidak bisa menemukan pekerjaan. Lulusan perguruan tinggi ini terlibat dalam penipuan menggunakan kartu kredit, bertindak sebagai pembelanja ilegal yang membeli produk-produk yang semakin berisiko dengan kartu kredit curian.
Kisah film yang dibintangi Aubrey Plaza ini ternyata beresonansi dengan keadaan yang sesungguhnya di kalangan masyarakat di Amerika, di mana banyak lulusan universitas terlilit utang mahasiswa.
John Patton Ford, sutradara “Emily the Criminal” berpikir bahwa kini lebih banyak orang berbicara tentang masalah sosial, tertutama terkait utang mahasiswa seperti yang dikisahkan dalam film itu. Dia mengaku tidak pernah memperkirakan ramainya pembicaraan tentang fenomena itu sebelumnya.
“Jujur saja, ini bukan sesuatu yang benar -benar kami bahas ketika membuat film ini. Ini tidak seperti Aubrey dan saya berkumpul dan kami mengatakan, ‘Inilah masalah sosial yang kami pedulikan. Mari kita ciptakan film dengan cerita yang berbicara kepada mereka.’ Tidak seperti itu. Kami tidak pernah merencanakan itu. Tapi sungguh, kami ingin membuat sesuatu tentang tokoh ini dan kisahnya. Ini adalah pelajaran aneh dalam hal yang sebenarnya penting bagi banyak orang dan apa yang membuat mereka berbicara,” komentarnya.
“Emily the Criminal” menggunakan beban utang mahasiswa secara ekstrem. Di dalamnya, Aubrey Plaza memerankan seorang wanita muda Los Angeles yang putus asa yang akhirnya terseret ke dunia kejahatan melalui penipuan bergaji tinggi tetapi berbahaya (dengan Theo Rossi sebagai perantara) yang dengan licik mengritik ketidakadilan ekonomi modern.
Theo Rossi sendiri pernah mengalami beban utang mahasiswa yang melilitnya. “Saya terlilit utang mahaiswa sampai saya mendapatkan peran ‘Sons of Anarchy.’ Jadi, saya hidup dengan beban utang, utang sejumlah tertentu selama sembilan tahun. Anda tahu bahwa saya tidak pernah berpikir untuk tidak akan membayarnya. Jadi, jika ‘Emily the Criminal’ dibuat sepuluh tahun dari sekarang atau sepuluh tahun lalu, maka ceritanya akan tetap sama,” ungkapnya.
Theo Rossi menambahkan bahwa dia tidak terkejut bahwa rencana pengampunan utang mahasiswa Presiden Joe Biden itu menghadapi tantangan hukum.
Seperti diketahui, Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan rencana pengampunan pinjaman mahasiswa hingga $20.000 (sekitar Rp300 juta) per orang. Namun, Mahkamah Agung menyatakan skeptisisme yang mendalam atas rencana untuk menghapus $400 miliar (sekitar Rp6.000 triliun) itu dengan alasan bahwa Presiden Biden dianggap melampaui wewenangnya.
“Emily the Criminal” mendapat empat nominasi serta memenangkan kategori “Best First Screenplay” (“Skenario Pertama Terbaik”) pada acara pemberian penghargaan film independen ke-38 (38th Film Independent Spirit Awards), yang diadakan di Santa Monica, California pada tanggal 4 Maret lalu. [lt/ka]
Forum