Enam narapidana asal Palestina berhasil melarikan diri dari penjara di Israel pada hari Senin (6/9). Kejadian itu disambut dengan sebuah demontrasi di Gaza yang dilakukan oleh pendukung gerakan Islamic Jihad yang menyatakan dukungan terhadap keenam narapidana tersebut.
Pasukan Israel melancarkan operasi perburuan besar-besaran di bagian utara Israel dan Tepi Barat. Para pejabat mengatakan telah memasang penghalang jalan dan melakukan patroli di daerah-daerah itu.
Radio Tentara Israel juga mengatakan 400 tahanan telah dipindahkan ke penjara lain untuk mencegah adanya upaya melarikan diri lagi. Radio itu mengabarkan keenam tahanan itu melarikan diri melalui terowongan penjara Gilboa, yang sedianya menjadi salah satu fasilitas paling aman di Israel.
Diduga, keenam tahanan ini mendapatkan bantuan dari pihak di luar penjara.
Keenam tahanan yang buron itu diyakini sedang menuju ke Jenin, di mana Otoritas Palestina yang diakui masyarakat internasional memiliki sedikit kendali di sana.
Jenin juga dikenal sebagai tempat di mana para gerilyawan dalam beberapa pekan terakhir ini bentrok secara terbuka dengan pasukan Israel. Helikopter-helikopter Israel terlihat terbang di atas Jenin pada Senin pagi.
The Palestinian Prisoner's Club, yang mewakili mantan dan tahanan saat ini, mengidentifikasi keenam laki-laki itu berusia antara 26-49 tahun. Salah satunya diantaranya adalah Zakaria Zubeidi yang berusia 46 tahun. Zakaria, yang ditahan sejak tahun 2019, dikenal sebagai pemimpin Brigade Martir Al Aqsa yang berafiliasi dengan gerakan Fatah, semasa pemberontakan Palestina kedua lebih dari 20 tahun lalu.
Kelompok itu menambahkan bahwa empat tahanan lain telah menjalani hukuman seumur hidup.
Kelompok militan Palestina dengan cepat memuji pelarian itu. (em/lt)