Seorang diplomat muda dan karyawan sipil Departemen Pertahanan Amerika tewas bersama seorang dokter Afghanistan hari Sabtu ketika satu bom mobil meledak selagi konvoi mereka melintas.
Konvoi itu dalam perjalanan membawa buku bagi anak-anak di satu sekolah Afghanistan. Serangan di provinsi Zabul, Afghanistan selatan, itu juga menewaskan tiga tentara Amerika.
Serangan lain di timur negara itu hari Sabtu menewaskan warga sipil Amerika yang bekerja untuk pemerintah.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan ia telah bertemu diplomat itu, yang namanya tidak disebutkan, ketika berada di Kabul pekan lalu. Ia menggambarkannya sebagai orang yang "cerdas, berkemampuan, sangat ingin melayani dan sangat berkomitmen bagi negara kita dan perubahan yang sedang ia lakukan bagi rakyat Afghanistan."
Ia sedang dalam perjalanan bersama kelompok, membawa sumbangan buku bagi siswa-siswa di ibukota provinsi itu, Qalat, ketika bom meledak.
Dua serangan hari Sabtu itu terjadi selagi Ketua Gabungan Kepala Staf Amerika Jenderal Martin Dempsey, berada di Afghanistan untuk bertemu pejabat-pejabat Amerika dan Afghanistan serta memperkirakan jumlah tentara Amerika yang akan tinggal di negara itu untuk melatih tentara Afghanistan setelah tahun 2014. Jenderal Dempsey diperkirakan juga akan mengunjungi tentara Amerika di lapangan, sebagai bagian upaya merencanakan peran Amerika di Afghanistan setelah penarikan unit-unit pasukan tempur menjelang akhir tahun 2014.
Tidak jelas berapa banyak tentara yang tetap akan berada di Afghanistan untuk membantu militer negara itu menangani situasi keamanan yang masih resah. Pakar-pakar memperkirakan Amerika akan mempertahankan antara 6 ribu dan 20 ribu tentara di Afghanistan sebagai pelatih.
Konvoi itu dalam perjalanan membawa buku bagi anak-anak di satu sekolah Afghanistan. Serangan di provinsi Zabul, Afghanistan selatan, itu juga menewaskan tiga tentara Amerika.
Serangan lain di timur negara itu hari Sabtu menewaskan warga sipil Amerika yang bekerja untuk pemerintah.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan ia telah bertemu diplomat itu, yang namanya tidak disebutkan, ketika berada di Kabul pekan lalu. Ia menggambarkannya sebagai orang yang "cerdas, berkemampuan, sangat ingin melayani dan sangat berkomitmen bagi negara kita dan perubahan yang sedang ia lakukan bagi rakyat Afghanistan."
Ia sedang dalam perjalanan bersama kelompok, membawa sumbangan buku bagi siswa-siswa di ibukota provinsi itu, Qalat, ketika bom meledak.
Dua serangan hari Sabtu itu terjadi selagi Ketua Gabungan Kepala Staf Amerika Jenderal Martin Dempsey, berada di Afghanistan untuk bertemu pejabat-pejabat Amerika dan Afghanistan serta memperkirakan jumlah tentara Amerika yang akan tinggal di negara itu untuk melatih tentara Afghanistan setelah tahun 2014. Jenderal Dempsey diperkirakan juga akan mengunjungi tentara Amerika di lapangan, sebagai bagian upaya merencanakan peran Amerika di Afghanistan setelah penarikan unit-unit pasukan tempur menjelang akhir tahun 2014.
Tidak jelas berapa banyak tentara yang tetap akan berada di Afghanistan untuk membantu militer negara itu menangani situasi keamanan yang masih resah. Pakar-pakar memperkirakan Amerika akan mempertahankan antara 6 ribu dan 20 ribu tentara di Afghanistan sebagai pelatih.