Tautan-tautan Akses

Erdogan Bahas Perjanjian Gandum Laut Hitam dengan Putin, Zelenskyy


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba di acara penyambutan Presiden Algeria, Abdelmadjid Tebboune, di Ankara, Turki, pada 16 Mei 2022. (Foto: AP/Burhan Ozbilici)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba di acara penyambutan Presiden Algeria, Abdelmadjid Tebboune, di Ankara, Turki, pada 16 Mei 2022. (Foto: AP/Burhan Ozbilici)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membahas perjanjian ekspor biji-bijian Laut Hitam pada Minggu (11/12) dengan para pemimpin Rusia dan Ukraina, di saat kedua belah pihak berupaya untuk melakukan perubahan yang akan meningkatkan ekspor mereka.

Turki telah bertindak sebagai mediator bersama PBB dalam kesepakatan biji-bijian, yang membuka pelabuhan Ukraina untuk ekspor setelah Rusia memberlakukan blokade de facto selama enam bulan.

Moskow ingin jaminan yang lebih baik untuk ekspor makanan dan pupuknya, sementara Kyiv ingin kesepakatan itu diperluas untuk meningkatkan jumlah pelabuhan Ukraina yang dibuka untuk pengiriman.

Setelah berbicara lewat telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, presiden Turki itu mengatakan Erdogan telah menyerukan agar konflik itu segera diakhiri dan mengatakan Moskow dapat mulai bekerja untuk mengekspor lebih banyak produk makanan dan komoditas melalui koridor biji-bijian Laut Hitam.

Rusia telah mendesak PBB untuk mendorong Barat agar mencabut beberapa sanksi, untuk memastikan Moskow dapat dengan bebas mengekspor produk pupuk dan pertaniannya, bagian dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang menurut Moskow belum dilaksanakan.

"Kesepakatan itu bersifat kompleks, yang membutuhkan penghapusan hambatan untuk pasokan yang relevan dari Rusia untuk memenuhi permintaan negara-negara yang paling membutuhkan," kata Kremlin dalam pernyataan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan di Twitter bahwa dia telah "membahas pekerjaan lebih lanjut dan kemungkinan perluasan koridor biji-bijian" dengan Erdogan.

Ukraina dan Rusia termasuk produsen dan eksportir biji-bijian terbesar di dunia. Blokade Rusia terhadap pelabuhan Ukraina setelah invasinya mengancam akan menyebabkan krisis pangan global awal tahun ini, yang dimitigasi oleh kesepakatan yang ditengahi Turki yang membuka blokir pengiriman Ukraina pada akhir Juli. [vm/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG