Tautan-tautan Akses

Erdogan Berharap Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam Diperpanjang


Kapal-kapal kargo komersial yang menjadi bagian kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam sedang antre melintasi Selat Bosphorus di pantai Yenikapi, Istanbu, Turki, 31 Oktober 2022. (Foto: Mehmet Emin Calsikan/Reuters/arsip)
Kapal-kapal kargo komersial yang menjadi bagian kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam sedang antre melintasi Selat Bosphorus di pantai Yenikapi, Istanbu, Turki, 31 Oktober 2022. (Foto: Mehmet Emin Calsikan/Reuters/arsip)

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, Sabtu (8/7), bahwa dia akan menekan Rusia untuk memperpanjang kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam selama setidaknya tiga bulan. Erdogan juga mengumumkan rencana kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Agustus.

Erdogan menyampaikan hal itu dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy setelah keduanya bertemu untuk membahas nasib kesepakatan pangan yang dimediasi oleh Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun lalu. Kesepakatan tersebut memungkinkan ekspor biji-bijian dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina melalui Laut Hitam dilakukan dengan aman meski perang masih berkecamuk.

Lawatan Zelensky tersebut dilakukan menyusul kunjungannya di Bulgaria, Republik Ceko dan Slovakia sebagai bagian dari kunjungan ke sejumlah negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Alliance Treaty Organization/NATO). Lawatan itu bertujuan mendorong negara-negara NATO untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam pertemuan puncak pekan depan untuk memberikan keanggotaan kepada Ukraina.

Erdogan mengatakan Ukraina pantas diterima sebagai anggota NATO.

Erdogan berupaya untuk memperpanjang kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam setelah 17 Juli dan untuk periode yang lebih lama sedang berjalan. Kesepakatan itu akan menjadi salah satu isu dalam agenda pertemuannya dengan Putin di Turki bulan depan, kata Erdogan.

“Harapan kami adalah kesepakatan itu akan diperpanjang setidaknya satu kali setiap tiga bulan, bukan per dua bulan. Kami akan berupaya terkait hal ini dan mencoba meningkatkan durasinya menjadi dua tahun,” katanya dalam konferensi pers bersama Zelenskyy.

Turki, yang juga anggota NATO, berhasil mempertahankan hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina selama perang yang sudah berjalan 16 bulan dan tahun lalu membantu memediasi pertukaran tahanan.

Turki juga tidak mengikuti langkah sejumlah sekutu-sekutu Baratnya untuk menerapkan sanksi-sanksi ekonomi terhadap Rusia. Namun, Turki juga memasok persenjataan ke Ukraina dan menyerukan penghormatan terhadap kedaulatan Ukraina. [ft/ah]

Forum

XS
SM
MD
LG