Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan hari Kamis (7/12) bahwa ada kebutuhan untuk memperbarui perjanjian tahun 1923 yang antara lain menetapkan perbatasan Turki dengan negara-negara tetangganya.
Dia berbicara dalam sebuah pertemuan yang disiarkan lewat televisi dengan Presiden Yunani Prokopis Pavlopoulos pada awal kunjungan dua harinya.
Pavlopoulos menolak saran Erdogan, dan mengatakan bahwa Perjanjian Lausanne tersebut tidak membutuhkan “revisi maupun pembaruan.”
Erdogan mengangkat isu etnis Turki yang tinggal di Yunani, dan menunjuk pada minoritas Muslim di provinsi Thrace dan mempertanyakan apakah mereka memiliki kebebasan untuk menjalankan agama mereka.
Pemimpin Turki itu dijadwalkan mengunjungi Thrace hari Jumat (8/12). Dia adalah presiden Turki pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Yunani dalam beberapa dasawarsa. [lt]
Terkait
Paling Populer
1