Klub sepak bola AS D.C. United, yang sebagian kepemilikannya dipegang pengusaha Indonesia, akan membangun stadion megah dan modern di ibukota AS, Washington, D.C.
Pesatnya perkembangan sepa bola di Amerika dimanfaatkan pengusaha muda Indonesia Erick Thohir yang menjadi pemilik klub sepak bola D.C. United di Liga Sepak Bola Amerika (MLS). Erick bermitra dengan Jason Levien membeli 40 persen saham tim itu yang memberi mereka kepemilikan mayoritas klub D.C. United.
Erick kini memimpin pembangunan stadion baru sepak bola D.C. United berkapasitas lebih dari 20 ribu kursi penonton di Buzzard Point, Washington D.C. yang rencananya akan selesai bulan Juni 2018.
Erick Thohir hadir dalam acara kick-off pembangunan stadion baru tersebut pada awal pekan ini (26/06), bersama kakaknya Boy Thohir, serta mitra investor, undangan dan seluruh anggota tim sepak bola.
“Acara hari ini adalah kick off yaitu pembangunan stadion. Kemarin (Red: 27/02) sudah ada peletakan batu pertama dan sudah ada step-stepnya tetapi ini dipercepat. Kita undang city council, mayor, dubes Indonesia, dan para partner dalam membangun DC. Ini sebuah proyek prestisius tidak hanya untuk kota Washington DC, tetapi juga untuk pengusaha Indonesia mendapat kesempatan membangun sesuatu di Washington DC dan menunjukkan bahwa Indonesia bisa bersaing secara global,” kata Erick Thohir, Pemilik Mayoritas D.C. United.
Erick merupakan pengusaha yang belakangan ini berkutat dalam industri olahraga. Sebagai pendiri Mahaka Grup, pria kelahiran 30 Mei 1970 itu menjabat sebagai Presiden Inter Milan sejak tahun 2013. Pengalaman ini yang akan dibawanya untuk memajukan klub D.C. United.
“Dalam melakukan investasi ada tiga step yang kami lihat, pertama apakah merk clubnya bagus. Kedua, apakah kotanya bagus karena kembali bicara soal market. Ketiga, yang terpenting adalah bagaimana membangunnya. Di situlah kunci manajemen yang baik. Ini yang saya selalu yakini dalam bisnis: branding, kota, dan membangun on and off the pitch management dan lainnya. Ini yang saya lakukan di Inter Milan dan akan saya lakukan di D.C. United,” kata Erick Thohir.
Dukungan yang sama juga dinyatakan oleh kakak Erick Thohir, Boy Thohir yang turut hadir dalam acara di Audi Field Preview Center tersebut.
“Saat Erick mendesain stadion ini, saya menyarankan Erick untuk membuat seperti (stadion sepak bola) di LA, bagaimana kita bisa menggabungkan sports dengan retail outlet, restoran, dan hotel. Nanti ini bukan saja menjadi stadion bola, tetapi destination. Akan ada restoran, pub, café, dan mudah-mudahan ada restoran Indonesia,” kata Boy Thohir.
Boy, yang juga ikut investasi dalam proyek ini, berharap akan ada kerja sama yang membuka peluang bagi pemain sepak bola Indonesia untuk go internasional, sesuatu yang pernah dijalani Andik Vermansyah dan Syamsir Alam beberapa tahun lalu.
“Beberapa tahun lalu sudah ada pemain Indonesia berlatih di sini, dan juga D.C. United pernah bermain di Bandung. Semoga ke depan diperkuat lagi. Ini bukan hanya sepak bola saja tetapi juga bisa menjadi jembatan antara Amerika dan Indonesia.”
Antusiasme terhadap pemilik baru mayoritas dan stadion baru juga dinyatakan oleh kapten tim D.C. United, Steve Birnbaum.
“Warga di sekitar Washington DC sangat senang akan kehadiran stadion ini, yang bisa jadi tujuan akhir pekan. Bangunan itu punya banyak fasilitas yang bagus bagi semua orang dan untuk menikmati sepak bola. Apalagi sepak bola kini semakin populer di AS,” kata Steve Bimbaum, Kapten Tim D.C United.
Birnbaum juga senang apabila para penggemar D.C. United datang dari luar negeri.
“Kami senang sekali apabila kedatangan penonton dari seluruh dunia. Sepak bola sangat popular di Indonesia, tidak seperti di AS, tapi saya harap popularitasnya akan bertambah. Dengan Erick sebagai investor, pemilik tim, yang mendukung kami dan membangun stadion di kota ini, kami sangat bersyukur,” kata Steve Bimbaum.
Proyek pembangunan stadion baru ini disambut baik oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Budi Bowoleksono.
“Ini suatu kemajuan dimensi baru Indonesia. Dulu yang kita tahu adalah investasi asing masuk ke Indonesia.Tetapi sekarang pengusaha Indonesia mulai melihat peluang bisnis di luar negeri terutama di AS. Investasi di luar negeri juga membawa keuntungan, jadi tidak bisa dilhat sebagai capital flight tetapi bisnis," kata Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Budi Bowoleksono.
Dan tadi juga Erick dan Boy bilang ke saya, mereka janji akan ada restoran Indonesia di stadion ini, oke bagus!”
Pembangunan stadion baru ini menelan biaya sekitar 350 juta dolar dan diberi nama Stadion Audi Field D.C. United. Bangunan ini akan menjadi bagian landmark olahraga di ibukota AS. Para fans dan penonton sudah mulai memesan tiket pertandingan dengan harga mulai dari 20 dolar hingga 2.700 dolar. [iu/nr]