Eropa menekan naiknya angka pengangguran yang disebabkan pandemi dengan beragam program dukungan pemerintah, tetapi itu tidak dapat menyembunyikan tekanan ekonomi yang meluas dan kecemasan di kalangan pekerja dan pemilik usaha kecil.
Kabar baik pertama adalah tingkat pengangguran di 19 negara yang menggunakan euro, naik tipis pada Mei, menjadi 7,4% dari 7,3% pada April, menurut angka resmi hari Kamis (2/7). Pemerintah menggunakan program-program dukungan pasar tenaga kerja untuk melindungi dampak virus pada para pekerja. Sebagai perbandingan, tingkat pengangguran AS mencapai 13,3%.
Pemerintah Eropa membayar sebagian gaji pegawainya sebagai imbalan bagi perusahaan-perusahaan agar tidak memberhentikan pegawainya (PHK). Pemerintah juga mengerahkan serangkaian program pinjaman dan bantuan lain untuk pengusaha seperti Marco Chinappi, yang keluarganya mengelola Hotel Mayor berbintang tiga di Sperlonga, sebuah kota pantai Italia di pesisir Roma.
Sementara itu di China, Citigroup mengatakan hari Senin, langkah-langkah kegiatan bisnisnya menunjukkan “kelesuan pada saat produksi industri pulih” dan permintaan konsumen melemah.
Pengamat ekonomi memperkirakan pemulihan ekonomi paling cepat kuartal ini, setelah produksi industri kembali positif pada bulan Mei, ketika itu tumbuh 4,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi itu didorong oleh pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi untuk membangun jembatan dan pekerjaan umum lainnya, strategi Beijing untuk memompa uang dengan cepat ke dalam perekonomian.
Pemerintah China berjanji membelanjakan dua trilyun Yuan ($280 miliar) untuk menciptakan 9 juta pekerjaan. Tetapi Beijing, ragu untuk menambah hutang yang sudah tinggi, seperti halnya Amerika, Jepang dan negara ekonomi utama lainnya yang mengumumkan paket stimulus $ 1 trilyun lebih. [ps/ii]