Para pemimpin Eropa, Senin (28/5), menyerukan pemilihan presiden baru diadakan di Venezuela, dan mengatakan akan mengenakan sanksi-sanksi baru atas orang-orang yang dekat dengan Presiden Nicolas Maduro.
Kendati banyaknya seruan supaya Venezuela kembali ke jalur demokrasi, pemilihan umum di negara itu menunjukkan Venezuela makin menjauh dari sistem konstitusi yang baik, kata para menteri luar negeri Uni Eropa.
Ancaman Uni Eropa itu memicu kemarahan dari Maduro yang mengatakan, sanksi-sanksi baru itu hanya akan merugikan rakyat Venezuela.
“Uni Eropa dengan sombong ingin campur tangan dalam urusan dalam negeri Venezuela,” kata Maduro yang menambahkan “hentikan cara-cara kolonialis yang sudah kuno ini.”
Nicolas Maduro memenangkan masa jabatan kedua pekan lalu. Namun kemenangan itu disebut tidak sah oleh para penentangnya dan kelompok oposisi tidak ikut dalam pemilihan presiden itu.
Pemerintah Amerika dan lebih dari 10 negara Amerika Latin juga menolak hasil pemilihan itu dan menuduh pemerintahan Maduro melarang partai-partai oposisi untuk ikut serta dan menyogok rakyat miskin supaya mendukungnya. [ii]