Tim SAR sudah berhasil mengetahui lokasi jatuhnya pesawat, namun hutan lebat membuat proses evakuasi baru akan dilakukan Jumat pagi.
Pesawat CASA 212 yang berangkat dari Medan – Sumatera Utara menuju Kutacane – Aceh Barat Kamis pagi dan sejak pukul 07.41 pagi kehilangan kontak dengan menara pengawas dan tidak diketahui keberadaannya, akhirnya ditemukan jatuh di lereng pegunungan Bukit Barisan – Kabupaten Langkat – Sumatera Utara.
Tim SAR membutuhkan waktu hampir 10 jam untuk mencari pesawat, sebelumnya akhirnya menemukan lokasi jatuhnya pesawat pada sekitar pukul lima sore. Waktu penemuan lokasi yang mendekati malam hari dan hutan yang sangat lebat, membuat proses evakuasi tidak bisa langsung dimulai.
Menurut Ari – wartawan SINDO RADIO yang saat kami hubungi sedang melaju dalam mobil tim SAR ketiga, seluruh tim SAR kini sedang menuju ke Bahorok – daerah terdekat dengan lokasi jatuhnya pesawat – sebelum melakukan evakuasi lewat darat besok pagi.
“Saya sekarang berada di mobil tim SAR yang sedang menuju ke Bahorok, menyusul tim SAR I dan II yang sudah terlebih dahulu menuju kesana. Tadinya tim SAR III ini mencoba memutari jalur Kabanjahe agar bisa menuju titik pesawat jatuh. Namun setelah berkoordinasi dengan Polres setempat dan beberapa tokoh di Kabanjahe, kami memutuskan untuk kembali ke daerah Bahorok karena lebih cepat ditempuh dari sana. Kemungkinan besar setelah tim SAR III ini bergabung di Bahorok, besok pagi akan dimulai evakuasi penumpang pesawat yang jatuh tadi pagi,” ujar Ari.
Ari menambahkan meskipun banyak berita simpang siur bahwa seluruh korban ditemukan tewas, namun hingga kini belum ada kepastian soal kondisi para penumpang dan awak pesawat.
“Hingga saat ini kami belum bisa pastikan korban tewas, yang pasti 14 penumpang dan 4 awak pesawat hilang. Kita belum bisa memastikan ada korban jiwa hingga benar-benar ditemukan. Memang ada beberapa informasi yang tumpang tindih dan menyatakan seolah-olah pesawat sudah ditemukan, tapi sampai sekarang – saya yang berada di dalam mobil tim SAR – belum ada yang memastikan bahwa sudah ditemukan… Memang ada pesawat yang memantau dari atas dan menemukan pesawat dalam keadaan utuh, tidak terbakar. Tapi lokasi titik pasti jatuhnya pesawat baru diketahui tadi sehingga kami baru bergerak besok pagi setibanya di Bahorok," kata Ari lagi.
Jaya Sumarno – salah satu keluarga korban yang paman dan adiknya berada dalam pesawat naas itu, mengatakan mereka tetap yakin para korban selamat.
“Kita sudah di pinggiran lokasi… Info yang kita terima pesawat ditemukan dalam keadaan utuh di perbukitan."
Ketika ditanya, apakah ada tanda-tanda orang melambai atau sinar atau tanda apapun yang menunjukkan ada kehidupan?, Jaya menjawab:
"Tanda-tanda itu tidak tampak karena pesawat pencari melihat dalam jarak 300 meter dari atas, mungkin tidak tampak benar. Saya kira kalau pun penumpang hidup maka pastinya ia sudah keluar menjauhi pesawat.” papar Jaya.
Pesawat CASA 212 yang jatuh itu merupakan milik Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi BPPT, yang sejak tahun 2008 disewa maskapai penerbangan Nusantara Buana Air. Tidak diketahui apakah pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia tahun 1989 itu masih layak terbang atau tidak.