Facebook melakukan kajian tentang dampak media sosial pada demokrasi di seluruh dunia, dan mengatakan pihaknya punya “kewajiban moral” memahami bagaimana medianya dimanfaatkan.
Selama 18 bulan terakhir, makin banyak kecaman terhadap Facebook karena perusahaan itu kurang memahami bagaimana kampanye informasi yang salah dan pemerintahan memanfaatkan layanannya untuk menekan demokrasi dan membuat orang takut untuk menyatakan pendapat.
“Saya ingin bisa menjamin bahwa hal-hal positif akan lebih besar daripada negatif, tetapi saya tidak bisa,” tulis Samidh Chakrabarti, manajer produk Facebook, dalam sebuah unggahan.
Sejak pemilihan presiden 2016, Facebook secara kritis mengkaji bagaimana jejaring sosial itu digunakan. Temuannya menimbulkan pertanyaan tentang prinsip perusahaan ini bahwa media sosial membawa kebaikan dalam kehidupan banyak orang.
Pada Desember, unggahan berjudul “Apakah menghabiskan waktu di media sosial baik untuk kita?,” berisi potensi negatif pada pengguna media sosial.
Kampanye kritik diri ini kemudian diperluas ke tujuan-tujuan pribadi CEO Facebook, Mark Zuckerberg. Tahun ini, Zuckerberg mengatakan sasarannya adalah memperbaiki beberapa isu sulit yang dihadapi Facebook, termasuk “mempertahankan diri dari campur tangan oleh negara-negara lain.” [ps/jm]