Surat kabar Wall Street Journal, mengutip sejumlah sumber, pada hari Jumat (18/2) melaporkan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pekan lalu menunda proses peninjauan vaksin COVID-19 merek Pfizer-BioNTech bagi anak-anak di bawah usia lima tahun, karena hasil pengujian awal menunjukkan dua dosis vaksin itu tidak ampuh melawan varian omicron.
Para sumber mengatakan kepada Journal bahwa data awal menunjukkan bahwa vaksin itu efektif menghadang varian delta pada tahap pengujian, ketika varian itu masih mendominasi. Akan tetapi, beberapa anak yang sudah divaksinasi tetap tertular COVID-19 setelah omicron merebak.
Laporan itu mengutip sejumlah sumber yang mengatakan bahwa beberapa subjek penelitian, baik yang sudah atau tidak divaksinasi, terinfeksi penyakit itu pada proses pengujian vaksin sejauh ini, sehingga ukuran sampel kasus omicron itu membuat vaksin tampak kurang efektif dalam analisis statistik awal.
Sumber-sumber Journal mengatakan, pejabat FDA berpikir bahwa suntikan Pfizer-BioNTech mungkin akan memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap omicron setelah lebih banyak kasus muncul, jika sebagian besar infeksi terjadi pada subjek yang tidak divaksinasi. Baik FDA maupun Pfizer setuju akan lebih baik menunggu kasus-kasus lainnya, dengan tambahan waktu yang memungkinkan badan tersebut untuk menilai efektivitas vaksin, baik sebagai resep dua dosis maupun tiga dosis.
FDA sebelumnya akan membuat keputusan dengan melihat apakah suntikan itu menghasilkan respons imun yang sebanding dengan yang terlihat pada kelompok umur yang lebih tua. Badan itu awalnya dijadwalkan untuk menilai hasil vaksinasi kepada anak-anak usia enam bulan hingga empat tahun pada 15 Februari. [rd/pp]