Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve atau Fed, pada Rabu (26/7), menaikkan suku bunga sebesar 0,25 persen. Inflasi yang masih tinggi menjadi alasan Fed untuk kenaikan itu dan kini menjadi suku bunga tertinggi sejak 2007.
Kenaikan itu, yang ke-11 dalam 12 pertemuan terakhir, menetapkan suku bunga acuan pada kisaran 5,25 persen-5,50 persen. Tingkat ini terakhir terlihat sebelum jatuhnya pasar perumahan pada 2007 dan belum secara konsisten terlampaui secara efektif dalam sekitar 22 tahun.
"Komisi (Pasar Terbuka Fed) akan terus mempelajari informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter," kata Fed dalam bahasa yang sedikit berubah dari pernyataan bulan lalu dan memungkinkan opsi kebijakan bank sentral terbuka sementara mencari titik berhenti untuk siklus pengetatan sejauh ini.
Seperti yang Fed sampaikan pada bulan Juni lalu, Bank Sentral itu akan mengamati data yang muncul dan mempelajari dampak dari kenaikan suku bunganya terhadap perekonomian "untuk menentukan sejauh mana regulasi tambahan yang dibutuhkan" untuk mencapai target inflasi sebesar 2 persen.
Ketua Fed, Jerome Powell, mengatakan apapun keputusan kebijakan pada masa depan akan dibuat berdasarkan pertemuan demi pertemuan dan bahwa dalam situasi saat ini, pejabat hanya bisa memberi panduan terbatas tentang kebijakan moneter selanjutnya.
Namun, ia tidak mengesampingkan akan mengambil tindakan jika memang dianggap perlu.
"Sangat mungkin bahwa kami akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan September jika datanya terjamin, dan saya juga akan mengatakan bahwa kami mungkin akan memilih untuk mempertahankan pada pertemuan itu" jika itu keputusan kebijakan yang tepat, kata Powell dalam konferensi pers setelah dirilisnya pernyataan kebijakan tersebut.
Ukuran utama inflasi tetap lebih dari dua kali lipat target Fed, dan ekonomi dengan banyak ukuran, termasuk tingkat pengangguran 3,6 persen yang rendah, terus mengungguli ekspektasi mengingat kenaikan suku bunga yang cepat.[ka/lt]
Forum