Tautan-tautan Akses

Filipina: Vaksin Anti-Dengue Mungkin Terkait Tiga Kasus Kematian


Deputi Menteri Kesehatan Filipina, Dr. Rolando Enrique Domingo (kanan), didampingi Direktur Rumah Sakit Umum Filipina, Dr. Gerardo Legaspi, menjawab pertanyaan seputar vaksin dengue dalam konferensi pers di kantor Kementerian Kesehatan di metro Manila, Filipina, 2 Februari 2018.
Deputi Menteri Kesehatan Filipina, Dr. Rolando Enrique Domingo (kanan), didampingi Direktur Rumah Sakit Umum Filipina, Dr. Gerardo Legaspi, menjawab pertanyaan seputar vaksin dengue dalam konferensi pers di kantor Kementerian Kesehatan di metro Manila, Filipina, 2 Februari 2018.

Vaksin anti demam dengue, Denvaxia, kemungkinan terkait dengan tiga kasus kematian di Filipina dan vaksin tersebut belum siap untuk program imunisasi masal, menurut hasil penyelidikan pemerintah, Reuters melaporkan, Jumat (2/2).

Perusahaan farmasi asal Perancis, Sanofi, mengungkapkan pada November tahun lalu bahwa vaksin Dengvaxia kemungkinan bisa meningkat risiko memperparah penyakit demam dengue pada orang-orang yang sebelumnya belum pernah terjangkit virus ini. Dengvaxia buatan Sanofi adalah vaksin anti-demam dengue pertama di dunia. Berita ini menggemparkan Filipina karena sekitar 800 ribu anak usia sekolah telah menerima imunisasi Dengvaxhia sejak 2016.

Pejabat Sanofi tidak bisa segera dihubungi untuk dimintai tanggapan atas pengumuman pemerintah Filipina.

Kementerian Kesehatan Filipina menghentikan program imunisasi Dengvaxia pada November. Pemerintah kemudian membentuk panel beranggotakan 10 ahli untuk memastikan apakah vaksin tersebut terkait dengan kematian 14 anak-anak setelah mereka menerima imunisasi Dengvaxia.

Panel menemukan vaksinasi Dengvaxia mungkin terkait dengan tiga kasus kematian.

“Pada tiga kasus ditemukan hubungan kausal. Mereka meninggal akibat dengue, meski sudah divaksinasi Dengvaxia. Dua diantaranya kemungkinan meninggal karena kegagalan vaksin,” kata Deputi Menteri Kesehatan Enrique Domingo dalam konferensi pers.

“Temuan ini memperkuat keputusan Kementerian Kesehatan untuk menghentikan vaksin itu. Vaksin itu terbukti gagal pada beberapa anak. Dengvaxia belum siap untuk imunisasi masal. Kami butuh tiga hingga lima tahun untuk melihat dan memonitor apakah ada reaksi merugikan dari pemberian vaksin tersebut.”

Demam dengue yang menyebar melalui gigitan nyamuk adalah penyakit menular yang paling cepat perkembangannya. Penyakit ini menjangkiti hingga 100 juta orang di seluruh dunia, mengakibatkan setengah juta kasus infeksi yang mengancam jiwa dan membunuh 20 ribu orang, kebanyakan anak-anak setiap tahunnya.

Pemerintah Filipina sudah menghabiskan dana 3,5 miliar peso ($68 juta) untuk program imunisasi Dengvaxia untuk mengurangi 200 ribu kasus dengue yang dilaporkan setiap tahunnya. Pemerintah Filipina sudah menjatuhkan denda simbolis kepada Sanofi sebesar $2.000 karena melanggar aturan pendaftaran dan pemasaran obat. [fw/au]

XS
SM
MD
LG