Film politik "Ten Years" terus menarik perhatian semakin banyak warga Hong Kong, sementara pemerintah pusat China melarang penyebutan film itu dalam bentuk apapun secara online di China daratan. Pekan ini, produser film itu merilis film tersebut secara online, setelah sempat bocor di internet.
Produser eksekutif film itu, Andrew Choi, mengatakan, ia berharap penonton menganggap film itu sebagai peringatan mengenai kemungkinan masa depan Hong Kong dan sebagai inspirasi untuk bertindak.
Ia mengatakan, film itu memberi masyarakat Hong Kong peluang untuk melihat masa depan mereka setelah 10 tahun dari sekarang dan apa yang dapat mereka lakukan untuk mempertahankan apa yang biasa mereka nikmati di Hong Kong saat ini.
Sebelumnya bulan ini, film itu meraih penghargaan tertinggi pada Festival Film Hong Kong. Saluran-saluran televisi China di China daratan yang biasanya mengudarakan acara itu, memutuskan untuk tidak menayangkannya tahun ini.
Penghargaan itu mengundang sejumlah kecaman, termasuk dari taipan Hong Kong Peter Lam, yang mengatakan bahwa festival film itu terlalu dipolitisasi. Ia mengatakan, penghargaan yang diberikan kepada "Ten Years" merugikan industri film Hong Kong, dan bahwa keputusan panitia pada umumnya didasarkan pada muatan politik film itu.
Lam adalah Ketua Badan Pariwisata Hong Kong, dan pemilik perusahaan Media Asia Film yang berbasis di Hong Kong. Ia juga anggota Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China.
"Ten Years" merupakan kumpulan lima cerita, yang masing-masing diarahkan oleh sutradara berbeda, yang membayangkan bagaimana kehidupan di Hong Kong di bawah pemerintahan pusat Beijing pada tahun 2025.
Film itu menggambarkan bagaimana seorang demonstran membakar dirinya di depan kantor pemerintah China, dan bagaimana Bahasa Mandarin menggantikan Bahasa Kanton yang banyak digunakan masyarakat Hong Kong. [ab/as]