HANOI —
Flappy Bird, walaupun secara mengejutkan sulit dan membuat kecanduan, telah menjadi sensasi global. Minggu lalu Flappy Bird menjadi game yang paling banyak terjual di iPhone Apple dan ponsel yang menggunakan operating system Google Android.
Game ini menggunakan grafik yang sederhana, yang mengingatkan orang pada “Super Mario Brothers” di Nintendo, game video klasik dari tahun 1980an, para pemain game menuntun burung antara pipa-pipa rusak dengan menekan layar ponsel.
Game ponsel adalah bisnis besar, banyak perusahaan mempekerjakan tim programmer untuk membuat game yang populer. Tapi developer indie Nguyen Ha Dong mengatakan ia hanya butuh beberapa hari untuk menciptakan Flappy Bird.
Kesuksesan game tersebut tidak terduga sebelumnya, dan tidak bisa dijelaskan, sama seperti hit Gangnam Style milik bintang pop Korea Psy, kata editor Tech-in-Asia, Anh Minh Do. “Saya bicara tentang bagaimana orang-orang meniru prinsip-prinsip Angry Birds, dan saya pikir orang-orang akan mencoba meniru prinsip-prinsip Flappy Bird. Mungkin kepopuleran Flappy Bird tidak bisa ditiru, Mungkin ini adalah salah satu kebetulan... Saya pikir sulit untuk mengulangi kesuksesanya,” ujar Minh.
Tapi menjadi terkenal tampaknya hal yang terlalu mengejutkan untuk pencipta game tersebut yang masih berusia 29 tahun, Nguyen Ha Dong, yang berasal dari Hanoi. Dalam tweet di akun Twitter miliknya beberapa hari ini, Dong mengatakan ia menarik game tersebut dari peredaran karena perhatian yang diterimanya terlalu berlimpah.
“Saya bisa menyatakan Flappy Bird sebagai kesuksesan saya. Tapi ini juga menghancurkan kehidupan saya yang sederhana. Jadi saya membencinya sekarang,” tulisnya.
Tapi walaupun Flappy Bird sudah "Game Over", para ahli berharap warisan Dong bisa tinggal lebih lama di Vietnam.
Vietnam adalah pasar game online terbesar di Asia Tenggara dengan penghasilan lebih dari $250 juta pada 2013.
Pasar lokal didominasi oleh VNG, yang memegang 60 persen pasar game Vietnam. Tapi Dong adalah salah satu dari ribuan developer independen yang mulai bermunculan, yang sebagian besar fokus menciptakan game mobile.
Walaupun ada kompetisi yang besar, Minh dari Tech In Asia mengatakan kualitas game yang mereka ciptakan rendah.
“Tidak banyak yang berkelas dunia dan tidak banyak yang ingin masuk ke pasar global. Kalau mau memasuki pasar global, Anda harus jauh lebih baik,” ujarnya.
Di Vietnam, sangat mahal untuk menciptakan game dan developer terhambat oleh prosedur licensing yang rumit. Sebagai hasilnya sebagian besar pemain game Vietnam memainkan game dari luar negeri, khususnya dari China, yang diadaptasi untuk pasar lokal.
Do Quy Doan, yang baru-baru ini pensiun dari jabatannya sebagai Wakil Menteri Komuniasi, mengatakan industri game di Vietnam masih baru dan masih banyak tantangan begitu pula mekanisme untuk mendorongnya.
Doan mengatakan kesuksesan Flappy Bird memberikan harapan besar bagi masa depan industri game.
Untuk saat ini, suka atau tidak, pencipta Flappy Bird, Nguyen Ha Dong tetap mendapatkan sorotan, walaupun game tersebut tidak lagi tersedia di pasaran untuk diunduh.
Game ini menggunakan grafik yang sederhana, yang mengingatkan orang pada “Super Mario Brothers” di Nintendo, game video klasik dari tahun 1980an, para pemain game menuntun burung antara pipa-pipa rusak dengan menekan layar ponsel.
Game ponsel adalah bisnis besar, banyak perusahaan mempekerjakan tim programmer untuk membuat game yang populer. Tapi developer indie Nguyen Ha Dong mengatakan ia hanya butuh beberapa hari untuk menciptakan Flappy Bird.
Kesuksesan game tersebut tidak terduga sebelumnya, dan tidak bisa dijelaskan, sama seperti hit Gangnam Style milik bintang pop Korea Psy, kata editor Tech-in-Asia, Anh Minh Do. “Saya bicara tentang bagaimana orang-orang meniru prinsip-prinsip Angry Birds, dan saya pikir orang-orang akan mencoba meniru prinsip-prinsip Flappy Bird. Mungkin kepopuleran Flappy Bird tidak bisa ditiru, Mungkin ini adalah salah satu kebetulan... Saya pikir sulit untuk mengulangi kesuksesanya,” ujar Minh.
Tapi menjadi terkenal tampaknya hal yang terlalu mengejutkan untuk pencipta game tersebut yang masih berusia 29 tahun, Nguyen Ha Dong, yang berasal dari Hanoi. Dalam tweet di akun Twitter miliknya beberapa hari ini, Dong mengatakan ia menarik game tersebut dari peredaran karena perhatian yang diterimanya terlalu berlimpah.
“Saya bisa menyatakan Flappy Bird sebagai kesuksesan saya. Tapi ini juga menghancurkan kehidupan saya yang sederhana. Jadi saya membencinya sekarang,” tulisnya.
Tapi walaupun Flappy Bird sudah "Game Over", para ahli berharap warisan Dong bisa tinggal lebih lama di Vietnam.
Vietnam adalah pasar game online terbesar di Asia Tenggara dengan penghasilan lebih dari $250 juta pada 2013.
Pasar lokal didominasi oleh VNG, yang memegang 60 persen pasar game Vietnam. Tapi Dong adalah salah satu dari ribuan developer independen yang mulai bermunculan, yang sebagian besar fokus menciptakan game mobile.
Walaupun ada kompetisi yang besar, Minh dari Tech In Asia mengatakan kualitas game yang mereka ciptakan rendah.
“Tidak banyak yang berkelas dunia dan tidak banyak yang ingin masuk ke pasar global. Kalau mau memasuki pasar global, Anda harus jauh lebih baik,” ujarnya.
Di Vietnam, sangat mahal untuk menciptakan game dan developer terhambat oleh prosedur licensing yang rumit. Sebagai hasilnya sebagian besar pemain game Vietnam memainkan game dari luar negeri, khususnya dari China, yang diadaptasi untuk pasar lokal.
Do Quy Doan, yang baru-baru ini pensiun dari jabatannya sebagai Wakil Menteri Komuniasi, mengatakan industri game di Vietnam masih baru dan masih banyak tantangan begitu pula mekanisme untuk mendorongnya.
Doan mengatakan kesuksesan Flappy Bird memberikan harapan besar bagi masa depan industri game.
Untuk saat ini, suka atau tidak, pencipta Flappy Bird, Nguyen Ha Dong tetap mendapatkan sorotan, walaupun game tersebut tidak lagi tersedia di pasaran untuk diunduh.