Tautan-tautan Akses

Fosil Salamander Raksasa Bergigi Tajam Ditemukan, Hidup Sebelum Masa Dinosaurus


Kerangka hampir lengkap dari fosil makhluk mirip salamander raksasa yang ditemukan di Namibia, disimpan di laboratorium Paleontologi di Cape Town, Afrika Selatan, 2 Juli 2018. (Claudia Marsicano via AP)
Kerangka hampir lengkap dari fosil makhluk mirip salamander raksasa yang ditemukan di Namibia, disimpan di laboratorium Paleontologi di Cape Town, Afrika Selatan, 2 Juli 2018. (Claudia Marsicano via AP)

Sejumlah ilmuwan di Namibia menemukan fosil sebuah binatang raksasa yang mirip dengan salamander bertaring tajam yang menguasai perairan sebelum adanya dinosaurus.

Mereka menilai predator yang berukuran lebih besar dari manusia itu kemungkinan menggunakan kepala dan gigi depannya yang lebar dan rata untuk menyedot dan mengunyah mangsanya tanpa tersadar. Tengkoraknya memiliki panjang sekitar 60 sentimeter.

“Makhluk ini bagai sebuah stapler yang agresif,” kata Michael Coates, seorang ahli biologi di University of Chicago yang tidak terlibat dalam penemuan ini.

Para peneliti menemukan predator raksasa mirip salamander yang hidup sekitar 280 juta tahun lalu, menggunakan fosil yang ditemukan dari Namibia.
Gambar yang dibuat oleh Gabriel Lio ini menunjukkan rekonstruksi artistik tentang bentuk makhluk mirip salamander di jaman prasejarah. (Gabriel Lio via AP)

Peninggalan fosil dari empat makhluk yang terkumpul sekitar satu dekade lalu kini sedang dianalisa, termasuk tengkorak parsial dan bagian tulang punggung.

Temuan mengenai Gaiasia Jennyae dipublikasikan pada hari Rabu (3/7) di jurnal Nature. Makhluk tersebut diperkirakan hidup sekitar 40 juta tahun sebelum dinosaurus berevolusi.

Para peneliti telah sejak lama mempelajari predator purba itu untuk mengungkap asal-usul tetrapoda: hewan berkaki empat yang merayap di daratan dengan jari-jari, bukan sirip, dan berevolusi menjadi amfibi, burung, dan mamalia, termasuk manusia.

Sebagian besar fosil tetrapoda awal ditemukan di rawa-rawa batu bara prasejarah yang panas di sepanjang garis khatulistiwa, di daerah yang sekarang dikenal sebagai Amerika Utara dan Eropa.

Namun, sisa-sisa terbaru, yang berasal dari sekitar 280 juta tahun yang lalu, ditemukan di Namibia, sebuah wilayah di Afrika yang dulunya dipenuhi gletser dan es.

Hal ini diartikan bahwa tetrapoda mungkin telah berkembang di iklim yang lebih dingin, lebih awal dari yang diperkirakan para ilmuwan, sehingga memunculkan lebih banyak pertanyaan tentang bagaimana dan kapan mereka mengambil alih Bumi.

FILE - Claudia Marsicano, profesor di Universitas Buenos Aires, sedang memeriksa fosil tetrapoda basal baru di lokasi penemuan makhluk mirip salamander di dekat Sungai Ugab di Namibia. (Roger M.H. Smith via AP)
FILE - Claudia Marsicano, profesor di Universitas Buenos Aires, sedang memeriksa fosil tetrapoda basal baru di lokasi penemuan makhluk mirip salamander di dekat Sungai Ugab di Namibia. (Roger M.H. Smith via AP)

“Kisah awal tetrapoda pertama jauh lebih kompleks daripada yang kami duga,” kata Claudia Marsicano, salah satu penulis di University of Buenos Aires yang menjadi bagian dari penelitian ini.

Nama makhluk ini diambil dari formasi batuan Gai-As di Namibia, tempat fosil tersebut ditemukan, dan sekaligus untuk mengenang mendiang ahli paleontologi Jennifer Clack, yang mempelajari bagaimana tetrapoda berevolusi. [th/em]

Forum

XS
SM
MD
LG