Foto-foto satelit yang dianalisis oleh Associated Press pada hari Jumat (3/2) menunjukkan kerusakan yang terjadi pada apa yang digambarkan Iran sebagai bengkel militer yang menjadi sasaran pesawat tak berawak (drone) Israel, serangan terbaru di tengah perang bayangan antara kedua negara.
Sementara Iran belum memberikan penjelasan tentang apa yang diproduksi di bengkel tersebut, serangan drone berisiko meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Apalagi ada kekhawatiran bahwa pengayaan uranium Teheran saat ini semakin mendekati tingkat senjata.
Seorang pejabat tinggi nuklir PBB memperingatkan bahwa Republik Islam itu memiliki cukup bahan bakar untuk membuat "beberapa" bom atom jika diinginkan.
Sementara itu, Benjamin Netanyahu, yang pada masa jabatan sebelumnya sebagai perdana menteri meningkatkan serangan yang menarget Iran, telah kembali menjabat sebagai perdana menteri Israel dan menegaskan kembali bahwa ia memandang Teheran sebagai ancaman keamanan utama negaranya.
Mengingat juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price baru-baru ini menyatakan Iran telah “membunuh'' kesempatan untuk kembali ke perjanjian nuklirnya dengan kekuatan dunia, belum jelas diplomasi apa yang segera dapat meredakan ketegangan antara Teheran dan Barat.
Israel diduga melancarkan serangkaian serangan terhadap Iran, termasuk serangan pada April 2021 terhadap fasilitas nuklir bawah tanah Natanz yang merusak sentrifugalnya. Pada tahun 2020, Iran menyalahkan Israel atas serangan yang menewaskan ilmuwan nuklir militernya.
Israel belum mengomentari serangan drone ini. Namun, para pejabat Israel jarang mengakui operasi yang dilakukan oleh unit-unit militer rahasia negara itu atau Mossad.
Sebuah surat yang dipublikasikan Kamis oleh duta besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, mengatakan bahwa “penyelidikan awal menunjukkan bahwa rezim Israel bertanggung jawab atas upaya tindakan agresi ini”. Namun, surat itu, tidak merinci bukti apa yang mendukung kecurigaan Iran. [ab/uh]
Forum