Fraksi Demokrat Amerika memulai argumen tiga hari, hari Rabu (22/1) untuk menyatakan bahwa Presiden Donald Trump menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan politiknya sendiri dan harus diturunkan dari jabatan. Sementara itu, Presiden hari Rabu kembali menolak sidang pemakzulan dan menyebutnya sebagai tipuan yang digerakkan Demokrat yang frustrasi atas keberhasilan ekonomi dan politiknya.
Dalam jumpa pers yang mengakhiri dua hari Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Trump membanggakan keberhasilan ekonominya, berfokus pada kesepakatan dagang yang dicapainya dan apa yang diklaimnya sebagai tingkat pengangguran terendah di Amerika "dalam sejarah."
Tetapi ketika wartawan bertanya tentang sidang pemakzulan yang dimulai Selasa, presiden mengecam, menyebutnya bohong berdasar apa yang disebutnya sebagai "percakapan telepon yang sempurna."
Trump mengatakan, "Jadi begini: Saya tidak berbuat salah. Percakapan itu sempurna. Sangat layak. Pengacara terbaik di dunia telah menyimaknya. Departemen kehakiman telah mempelajarinya, dan mengatakan tidak ada yang salah."
Ketika ditanya apakah kehadiran saksi harus menjadi bagian persidangan, Trump memberi jawaban yang bertentangan. Ia mengatakan, terserah Senat yang akan memutuskan. Ia menginginkan mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton, di antara saksi-saksi, tetapi menambahkan kehadiran mereka akan menimbulkan "masalah keamanan nasional."
"Masalahnya dengan John menyangkut keamanan nasional. Kita tahu, kita tidak bisa menghadirkan orang yang mengurusi keamanan nasional dan, jika kita berpikir ke sana, John tahu sebagian pemikiran saya, ia tahu pendapat saya tentang pemimpin dunia. Apa jadinya jika ia membeberkan pendapat saya tentang seorang pemimpin yang tidak terlalu positif dan kemudian saya harus berurusan atas nama negara? Ini akan sangat sulit, membuat tugas menjadi sangat sulit. Ia tahu hal-hal lain, dan saya tidak tahu apakah kami berpisah secara baik-baik. Tetapi menurut saya, mungkin tidak," tambah Trump.
Dalam jumpa pers itu, Trump juga menyebut Ketua Komisi Intelijen DPR Adam Schiff "politisi yang korup" dan Ketua Komisi Yudisial DPR Jerry Nadler "orang yang tidak bisa dipercaya." Keduanya adalah manajer pengadilan pemakzulan.
Dalam pasal pemakzulan, Trump dituduh menyalahgunakan wewenang dengan meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dalam percakapan telepon akhir Juli, menyelidiki mantan wakil presiden Amerika dan kandidat presiden Partai Demokrat Joe Biden, dan putranya, Hunter. Pada saat sama, ia menahan bantuan militer 391 juta dolar untuk Ukraina.(ka/ii)