Negara-negara demokrasi di dunia menghadapi kesulitan karena terbebani pandemi COVID-19, sebut sebuah laporan baru Freedom House. Laporan berjudul "Democracy Under Lockdown" itu menyebutkan, “Pandemi COVID-19 telah memperdalam krisis bagi demokrasi di seluruh dunia, menjadi alasan bagi pemerintah negara-negara untuk mengacaukan pemilu, membungkam pengkritik dan pers, serta merusak akuntabilitas yang diperlukan untuk melindungi HAM, serta kesehatan masyarakat.”
Kemungkinan hal baiknya adalah, sebut laporan itu, “kegigihan protes masyarakat, di bawah jenis rezim apapun.”
Direktur Freedom House Michael J. Abramowitz mengatakan, “Pemerintah di setiap penjuru dunia telah menyalahgunakan kekuasaan mereka atas nama kesehatan masyarakat, merebut kesempatan untuk melemahkan demokrasi dan HAM.”
Laporan itu memuat satu bagian mengenai pemilihan presiden AS, mencatat bahwa banyak pakar telah menyatakan kekhawatiran mengenai apakah otoritas pemilu di Amerika siap sepenuhnya menggelar pemilu, mengingat melonjaknya pemberian suara melalui pos dan kontroversi mengenai perubahan aturan pemilu pada saat-saat terakhir.
Laporan itu muncul sebelum Presiden AS Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump terkonfirmasi positif terjangkit virus corona pada Kamis malam.
Laporan ini mengidentifikasi empat masalah yang telah muncul mengancam demokrasi semasa pandemi: transparansi pemerintah dan informasi mengenai virus corona, korupsi, kurangnya perlindungan bagi kelompok masyarakat yang rentan, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah.
Pelanggaran juga telah meluas ke pemilu, dengan pihak berwenang menunda atau mengacaukan pemilihan nasional di sedikitnya sembilan negara.
“Pengikisan hak-hak politik dan kebebasan sipil dimulai jauh sebelum pandemi,” ujar Amy Slipowitz, manajer riset di Freedom House, salah seorang penyusun laporan itu. “Tetapi orang-orang di setiap kawasan dunia berkomitmen jelas untuk merebut kembali kebebasan mereka,” lanjutnya. [uh/ab]