Seorang perempuan kelahiran Yordania yang juga pelatih sepakbola di Amerika, Luma Mufleh, mendirikan organisasi bantuan pengungsi yang dinamakan “Fugees Family” di sebuah komunitas di luar kota Atlanta, negara bagian Georgia. Organisasi itu mendapat pujian luas atas kontribusinya dalam menolong anak-anak pengungsi terhindar dari tindak kekerasan dan narkoba dengan memusatkan kegiatan pada olahraga dan prestasi akademis.
Setelah kuliah, Luma Mufleh mencari tujuan hidup yang lebih berarti. Ia bekerja di sebuah kafe, dan jadi pelatih sepakbola perempuan di pinggiran kota Atlanta, negara bagian Georgia.
Tapi secara tidak sengaja, ia melintasi kompleks komunitas pengungsi Clarkson yang kemudian mengubah jalan hidupnya.
“Di luar kompleks apartemen, di parkiran, ada beberapa anak laki-laki bermain sepakbola. Mereka bermain tanpa menggunakan sepatu, menggunakan dua batu kecil yang digunakan sebagai batas gol, dan mereka sangat bahagia. Ketika saya melihat keadaan tersebut, hal itu mengingatkan saya pada rumah saya, pada cara saya bermain sepakbola—caranya tidak terorganisir, tanpa bimbingan orangtua, hanya untuk bersenang-senang di luar rumah,” ungkap Mufleh.
Beberapa anak laki-laki itu berasal dari negara yang berbeda dan berbicara dalam berbagai bahasa. Mufleh mengatakan keterlibatannya dengan anak-anak ini memberinya pelajaran yang penting, yaitu bahwa sepakbola telah berhasil menghubungkan dirinya dengan anak-anak itu.
Di sinilah Mufleh menemukan makna hidupnya. Ia mulai melatih anak-anak itu, yang banyak diantara mereka adalah para pengungsi, dan ia memahami betapa sulit kehidupan mereka.
Mereka tidak pernah menikmati stabilitas dan kesinambungan dalam hidup mereka. Jadi bayangkan anak berumur 12 atau 13 tahun tiba ke Amerika dan mencari sukses serta berusaha menghidupi diri mereka sendiri. Itu sangatlah sulit jika mereka tidak memiliki modal atau sistem yang mendukung.
Pada tahun 2006, Mufleh secara resmi menjadi bagian dari sistem pendukung di Clarkston. Bersama kawannya, Tracy Ediger, Mufleh membangun organisasi nirlaba “Fugess Family” yang memberikan bantuan pelatihan dan akademis serta olahraga kepada anak-anak pengungsi di kawasan itu.
“Di sekolah, saya melihat banyak anak-anak, kebanyakan di kelas saya seperti pengacau, anggota gang, dan jika saya tidak di sini, saya sudah masuk jadi anggota gang, dan itu tragis,” kata Mufleh.
Cerita mengenai Mufleh dan the Fugees Family ini menarik minat media, dan ditayangkan dalam beberapa acara televisi serta dibuat bukunya.
Mufleh mengatakan perusahaan produksi film sedang menyiapkan naskah untuk difilmkan pada musim panas tahun depan.