Polisi di Sri Lanka mengatakan, Senin (1/3), mereka telah menangkap dua orang sehubungan dengan kematian seorang gadis berusia sembilan tahun yang berulang kali dipukuli selama ritual yang mereka yakini akan mengusir roh jahat.
Kedua tersangka, perempuan yang melakukan eksorsisme dan ibu gadis itu, harus hadir di pengadilan, Senin (1/3), untuk mendengar dakwaan atas kematian gadis itu, yang terjadi pada akhir pekan di Delgoda, kota kecil sekitar 40 kilometer dari timur laut ibu kota, Kolombo.
Menurut Juru Bicara Kepolisian Ajith Rohana, sang ibu percaya bahwa putrinya telah dirasuki setan dan membawanya ke rumah pengusir setan sehingga ritual dapat dilakukan untuk mengusir roh tersebut.
Rohana mengatakan pengusir setan itu pertama-tama mengoleskan minyak pada gadis itu dan kemudian berulang kali memukulnya dengan tongkat. Ketika gadis itu pingsan, ia dibawa ke rumah sakit, di mana ia kemudian meninggal. Autopsi dijadwalkan berlangsung Senin (1/3).
Perempuan yang melakukan ritual pada gadis itu terkenal di daerah tersebut karena sering menawarkan layanan semacam itu dalam beberapa bulan terakhir dan polisi sedang menyelidiki apakah ada orang lain yang telah menjadi korbannya, kata Rohana.
Rohana mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dengan layanan tersebut karena gadis itu bukanlah yang pertama meninggal dalam ritual semacam itu.
Ada sejumlah kegiatan pengusiran setan di daerah tersebut dalam beberapa tahun terakhir, kata polisi, dengan beberapa di antaranya menyebabkan cedera fisik, termasuk kematian.
Banyak orang di Sri Lanka mencari bantuan dari dukun dan pengusir setan untuk membantu mengatasi berbagai masalah.
Baru-baru ini, menurut surat kabar Deccan Herald, Menteri Kesehatan Pavithra Wanniarachchi secara terbuka mengonsumsi sirup yang katanya dibuat oleh "manusia dewa" yang mengklaim bahwa sirup itu akan memberinya kekebalan seumur hidup terhadap COVID-19.
Menteri itu akhirnya tertular virus corona dan membutuhkan perawatan intensif. [ab/uh]
