LONDON —
Malala Yousufzai, gadis Pakistan yang menarik perhatian global setelah ditembak di kepala oleh Taliban karena mengkampanyekan pendidikan untuk perempuan muda, kembali bersekolah Selasa (19/3) di Inggris, tempat ia selama ini dirawat akibat luka-lukanya.
Yousufzai, 15, menjadi tokoh internasional sebagai simbol pertahanan terhadap upaya Taliban untuk menyangkal hak-hak perempuan dan bahkan menjadi salah satu kandidat pemenang Hadiah Nobel Perdamaian.
Kembali bersekolah merupakan hari terpenting dalam hidupnya, ujarnya.
“Saya senang hari ini telah mencapai impian saya kembali ke sekolah. Saya ingin semua anak perempuan di dunia ini mendapatkan kesempatan dasar ini,” ujarnya dalam pernyataan tertulis.
Ditemani ayahnya dan membawa ransel berwarna merah muda, Yousufzai bergabung dengan murid-murid lain di Sekolah Menengah Khusus Perempuan Edgbaston di Birmingham, Inggris tengah, dekat dengan rumah sakit tempat ia menjalani operasi untuk merekonstruksi tengkorak kepalanya bulan lalu.
"Saya sangat rindu teman-teman sekelas saya di Pakistan, namun saya bersemangat bertemu dengan guru-guru saya dan teman-teman baru di sini di Birmingham,” ujarnya.
Yousufzai dibawa ke Inggris untuk perawatan spesialis setelah ditembak di kepala dari jarak dekat oleh penembak Taliban Oktober lalu.
Ia meninggalkan rumah sakit pada Februari setelah pulih dengan baik dari operasi, dimana para dokter memperbaiki bagian-bagian tengkoraknya dengan keeping titanium dan memasukkan implant untuk membantu memulihkan pendengarannya di bagian kiri.
Yousufzai akan mengambil kurikulum penuh di sekolah tersebut, yang memiliki biaya tahunan US$15.100, sebelum mengambil pelajaran-pelajaran tertentu untuk ujian yang umumnya diambil oleh murid berusia 16 tahun.
“Ia ingin menjadi gadis remaja yang normal dan mendapat dukungan dari gadis lain di sekitarnya,” ujar kepala sekolah Edgbaston, Ruth Weeks.
“Berbicara dengannya, saya tahu itu yang ia rindukan selama dirawat di rumah sakit.” (Reuters)
Yousufzai, 15, menjadi tokoh internasional sebagai simbol pertahanan terhadap upaya Taliban untuk menyangkal hak-hak perempuan dan bahkan menjadi salah satu kandidat pemenang Hadiah Nobel Perdamaian.
Kembali bersekolah merupakan hari terpenting dalam hidupnya, ujarnya.
“Saya senang hari ini telah mencapai impian saya kembali ke sekolah. Saya ingin semua anak perempuan di dunia ini mendapatkan kesempatan dasar ini,” ujarnya dalam pernyataan tertulis.
Ditemani ayahnya dan membawa ransel berwarna merah muda, Yousufzai bergabung dengan murid-murid lain di Sekolah Menengah Khusus Perempuan Edgbaston di Birmingham, Inggris tengah, dekat dengan rumah sakit tempat ia menjalani operasi untuk merekonstruksi tengkorak kepalanya bulan lalu.
"Saya sangat rindu teman-teman sekelas saya di Pakistan, namun saya bersemangat bertemu dengan guru-guru saya dan teman-teman baru di sini di Birmingham,” ujarnya.
Yousufzai dibawa ke Inggris untuk perawatan spesialis setelah ditembak di kepala dari jarak dekat oleh penembak Taliban Oktober lalu.
Ia meninggalkan rumah sakit pada Februari setelah pulih dengan baik dari operasi, dimana para dokter memperbaiki bagian-bagian tengkoraknya dengan keeping titanium dan memasukkan implant untuk membantu memulihkan pendengarannya di bagian kiri.
Yousufzai akan mengambil kurikulum penuh di sekolah tersebut, yang memiliki biaya tahunan US$15.100, sebelum mengambil pelajaran-pelajaran tertentu untuk ujian yang umumnya diambil oleh murid berusia 16 tahun.
“Ia ingin menjadi gadis remaja yang normal dan mendapat dukungan dari gadis lain di sekitarnya,” ujar kepala sekolah Edgbaston, Ruth Weeks.
“Berbicara dengannya, saya tahu itu yang ia rindukan selama dirawat di rumah sakit.” (Reuters)