Tautan-tautan Akses

Gangguan Stress akibat Pemilu Nyata Terjadi Jelang Pilpres


FILE - Seorang pemilih memberikan suara mereka pada pemungutan suara awal, sehari menjelang pemilihan pendahuluan Super Tuesday, di pusat pemungutan suara Balai Kota San Francisco di San Francisco, California, AS, 4 Maret 2024. (Loren Elliott/REUTERS)
FILE - Seorang pemilih memberikan suara mereka pada pemungutan suara awal, sehari menjelang pemilihan pendahuluan Super Tuesday, di pusat pemungutan suara Balai Kota San Francisco di San Francisco, California, AS, 4 Maret 2024. (Loren Elliott/REUTERS)

Asosiasi Psikolog Amerika mengatakan saat pemilu semakin dekat, tingkat stres meningkat, terlepas dari afiliasi politiknya. Aliran berita yang terus-menerus, argumen yang membuat stres, dan kekhawatiran tentang masa depan negara, semuanya memberikan tekanan pada kesehatan mental.

Pemilu presiden tanggal 5 November nanti menimbulkan kecemasan pada hampir tiga per empat warga Amerika yang disurvei dalam jajak pendapat Asosiasi Psikolog Amerika. Sebagian psikolog menyebut fenomena ini sebagai gangguan stress pemilu.

Lynn Bufka di Asosasi Psikolog Amerika mengatakan, “Iklim politik dan diskusi tentang pemilihan umum telah menjadi jauh lebih panas dan lebih memecah belah. Dan kami bertanya-tanya apakah hal ini berdampak pada individu. Tentu saja pengalaman memngikuti pemiu telah menjadi sumber stres yang signifikan bagi banyak individu, dan penelitian lain juga menemukan hasil yang serupa.”

Pakar politik di University of Nebraska-Lincoln, Prof. Kevin Smith, mengatakan stress politik ini telah menimbulkan dampak pada banyak aspek dalam kehidupan.

“Seperlima atau seperempat warga Amerika melaporkan rusaknya hubungan sosial, dan bahkan masalah di tempat kerja, karena politik,” jelasnya.

Penelitian Smith menunjukkan orang-orang muda, mereka yang memiliki pandangan condong ke kiri dan mereka yang lebih terlibat dalam politik, lebih rentan terhadap stres akibat pemilu.

“Kami tahu bagaimana cara mengurangi dampak kesehatan, yaitu hanya dengan tidak memperhatikan politik! Masalahnya, hal itu mungkin baik untuk kesehatan individu, tapi tidak terlalu baik untuk kesehatan masyarakat,” sebut Smith.

Gangguan Stress Akibat Pemilu Nyata Terjadi Jelang Pilpres
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:17 0:00

Pakar manajemen stress Dr. Kiran Dintyala, yang dikenal sebagai Dr. Calm, baru-baru ini meluncurkan sebuah buku berjudul “Mantra Politik yang Damai” di mana dia berbagi nasihat tentang bagaimana mencegah stress berlebihan pada masa pra-pemilu.

“Pemilu datang dan pergi. Politisi datang dan pergi. Mungkin akan mengubah masa depan (rakyat) sekitar 10 persen, atau mungkin 20 persen-30 persen, tapi sebagian besar masa depan mereka. Kebahagiaan mereka bergantung pada apa yang mereka lakukan setiap hari, pada perilaku mereka, pada emosi mereka,” komentarnya.

Bufka mengatakan ada jalan keluar dari masalah psikologis tersebut karena ini semua tentang memusatkan kendali soal dari mana Anda mendapatkan informasi, dan juga tentang melakukan sesuatu... apa saja... alih-alih menggulirkan berita-berita politik yang penuh malapetaka.

“Terus menerus mengekspos diri kita pada informasi negatif, gambar negatif, retorika negatif akan meningkatkan rasa negatif dan stres kita secara keseluruhan. Padahal kita bisa mengendalikan hal itu. Hal lain yang kami dorong adalah terlibat dalam kegiatan yang bermakna, apakah itu terkait dengan pemilu atau isu-isu sosial saat ini atau masalah-masalah yang penting bagi Anda,” imbuh Lynn Bufka dari APA.

APA menekankan penting untuk tetap tenang dan menjaga hubungan sosial, karena menghabiskan waktu dengan orang yang dicintai, gaya hidup aktif, serta makan dan tidur yang sehat, semuanya dapat membantu mengurangi kecemasan pada hari-hari sebelum pemilu. [em/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG