Pasukan paramiliter Garda Revolusi Iran, Jumat (15/1), melangsungkan latihan militer yang melibatkan misil balistik dan pesawat nirawak (drone) di gurun tengah negara itu, di tengah-tengah ketegangan yang meningkat di kawasan tersebut terkait program nuklir Teheran dan tekanan AS terhadap Republik Islam itu.
Televisi pemerintah melaporkan, pada fase pertama latihan Jumat pagi, divisi kedirgantaraan Garda menembakkan beberapa misil balistik darat-ke-darat terhadap apa yang digambarkan militer negara itu seolah-olah pangkalan-pangkalan musuh.
Televisi itu juga melaporkan, latihan tersebut melibatkan misil-misil balistik berbahan bakar padat Zolfaghar dan Dezful. Sejumlah drone pembawa bom juga dikerahkan. Dezful memiliki jangkauan 700 kilometer dan hulu ledak seberat 450 kilogram
Iran memiliki misil yang dapat ditembakkan hingga sejauh 2.000 kilometer, cukup jauh untuk menjangkau musuh bebuyutan Israel dan pangkalan militer AS di wilayah tersebut.
Januari lalu, setelah AS membunuh seorang jenderal top Iran di Baghdad, Teheran membalas dengan menembakkan serangkaian misil balistik ke dua pangkalan Irak yang menampung pasukan AS. Serangan itu mengakibatkan cedera otak pada puluhan tentara AS.
Dalam beberapa pekan terakhir, Iran telah meningkatkan latihan militernya. Pada hari Rabu, Angkatan Laut Iran melangsungkan uji misil jarak pendek selama dua hari di Teluk Oman. Pada hari Sabtu lalu, Garda Revolusi mengadakan parade angkatan laut di Teluk Persia. Seminggu sebelumnya, Iran melakukan pertunjukan penerbangan drone besar-besaran di banyak wilayah negara itu.
Ketegangan kembali meningkat di hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Donald Trump, setelah Iran meningkatkan tekanan pada Barat karena sanksi-sanksi AS terhadap Republik Islam itu.
Trump pada 2018 secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran, yang membuat Teheran setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi ekonomi. Trump menggunakan program misil balistik Iran sebagai salah satu alasan menarik diri dari perjanjian itu.
Ketika AS kemudian meningkatkan sanksi-sanksinya, Iran secara bertahap dan secara terbuka mengabaikan batasan-batasan pengembangan nuklirnya yang tercantum pada kesepakatan tersebut. [ab/uh]