Perang di Gaza dan meluasnya perang tersebut ke Lebanon mendominasi pembukaan sidang tahunan Majelis Umum PBB pada hari Selasa (24/9).
“Gaza adalah mimpi buruk tanpa henti yang mengancam seluruh kawasan,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. “Lihatlah Lebanon. Kita semua harus waspada dengan eskalasi ini. Lebanon berada di ambang perang. Rakyat Lebanon - rakyat Israel - dan rakyat dunia - tidak bisa membiarkan Lebanon menjadi Gaza lainnya.”
Dia mengulangi seruannya untuk gencatan senjata di Gaza, seruan yang telah dia sampaikan sejak perang meletus setelah serangan teror Hamas pada 7 Oktober ke wilayah Israel Selatan.
“Komunitas internasional harus bersiap untuk gencatan senjata segera, pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera, dan dimulainya proses yang tidak dapat diubah menuju solusi dua negara,” ujar kepala PBB tersebut.
Presiden Joe Biden, dalam pidato perpisahannya kepada komunitas internasional, juga berbicara tentang perang tersebut, dengan mengatakan bahwa baik keluarga Israel maupun Palestina menderita dan bahwa konflik harus dihentikan.
“Mereka tidak meminta perang yang dimulai oleh Hamas ini,” kata Biden. “Saya mengajukan gencatan senjata dan kesepakatan soal sandera dengan Qatar dan Mesir. Kesepakatan ini telah didukung oleh Dewan Keamanan PBB. Sekarang adalah waktu bagi para pihak untuk menyelesaikan persyaratannya: membawa pulang para sandera dan menjamin keamanan bagi Israel dan Gaza, bebas dari Hamas, meringankan penderitaan di Gaza, dan mengakhiri perang ini.”
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang merupakan pendukung vokal Hamas yang ditetapkan sebagai kelompok teror oleh Amerika Serikat, memberikan pidato yang emosional dan penuh kemarahan yang ditujukan kepada Israel. [uh/my]
Forum