Raksasa energi Rusia Gazprom mengancam akan mengurangi pasokan gas alam melalui pipa yang tersisa menuju Eropa yang melewati Ukraina. Perusahaan itu mengatakan jumlah yang dipasok untuk Moldova itu tidak akan berakhir di Ukraina.
Gazprom mengatakan perusahaan gas negara termiskin di Eropa, Moldovagaz, membayar sebagian dari aliran gas untuk November berdasar kontrak. Perusahaan itu menambahkan bahwa hampir 25 juta meter kubik gas telah dipasok pada bulan ini tetapi mereka belum mendapatkan pembayaran.
Perusahaan milik negara Rusia itu mencuit bahwa jika "ketidakseimbangan yang terjadi dalam pengiriman gas ke konsumen Moldova melalui Ukraina berlanjut," Gazprom "akan mulai mengurangi pasokan gasnya" melalui Ukraina mulai Senin.
Moldova dan Ukraina merespons Gazprom. Ukraina mengatakan semua pasokan yang dikirim Rusia melalui negara itu "sepenuhnya dikirim" ke Moldova.
"Ini bukan pertama kali Rusia menggunakan gas sebagai alat tekanan politik. Jelas, ini manipulasi fakta untuk membenarkan keputusan guna semakin membatasi volume pasokan gas ke negara-negara Eropa," kata Olha Belkova dari Operator Sistem Transmisi Gas Ukraina.
Kondisi tersebut adalah eskalasi terbaru setelah Rusia memutus sebagian besar aliran gas alam ke Eropa di tengah perang di Ukraina. Para pemimpin Eropa menyebut tindakan itu sebagai pemerasan energi. Gazprom mengutip masalah pemeliharaan dan pembayaran sebagai alasan dibalik penghentiannya. Selain pipa yang melalui Ukraina, satu pipa lain di bawah Laut Hitam masih mengalirkan gas dari Rusia ke Turki.
Menjelang musim dingin, ketika gas alam dibutuhkan untuk memanaskan rumah serta menghasilkan listrik dan mengoperasikan pabrik-pabrik, setiap pengurangan pasokan dapat berarti harga yang lebih tinggi, yang telah memicu inflasi dan menekan rumah tangga dan bisnis.
Harga gas alam telah jatuh sejak puncaknya pada Agustus. Negara-negara Eropa mampu mengisi kapasitas penyimpanan mereka untuk musim dingin, tetapi krisis itu bisa memburuk jika suhu ternyata lebih dingin dari biasanya. [ka/em]
Forum