Para pekerja darurat, pada Senin (21/3) bekerja di reruntuhan pusat perbelanjaan di Kyiv yang hancur pada malam sebelumnya akibat serangan yang menewaskan delapan orang, menurut keterangan dari pihak berwenang.
Pusat perbelanjaan di distrik Podil yang berpenduduk padat di kota itu telah berubah menjadi puing-puing. Serangan itu juga menghancurkan setiap jendela di gedung pencakar langit di dekatnya.
Mykola Medynskyi, rohaniwan militer, mengatakan kepada lembaga siaran Inggris Sky News bahwa dia tidak mengerti apa yang ingin dicapai oleh Rusia. Ia bertanya, “Apa yang mereka coba capai dengan mengebom pusat perbelanjaan, rumah sakit, tempat bersalin, rumah, warga sipil tanpa ampun?”
Seorang juru bicara militer Rusia menuduh bahwa pasukan Ukraina telah menggunakan pusat perbelanjaan itu untuk menyimpan roket dan memuat ulang peluncur roket. Klaim Rusia itu tidak dapat diverifikasi secara independen.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Ukraina telah menahan sebagian besar pasukan Moskow di posisi sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Kyiv, tetapi ibu kota “tetap menjadi tujuan militer utama Rusia.” Di tengah tembakan mortir yang terus berlanjut, Walikota Kyiv Vitali Klitschko mengumumkan jam malam yang diperpanjang dari Senin (21/3) malam hingga Rabu (23/3) pagi.
Invasi Rusia telah mengusir hampir 3,5 juta orang dari Ukraina, menurut PBB. Badan dunia itu mengkonfirmasi lebih dari 900 kematian warga sipil tetapi mengatakan jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi. [lt/ka]