Tautan-tautan Akses

Gedung Putih: Biden Tak Pertimbangkan Pilihan Mundur dari Pilpres


Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre
Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre

Presiden AS Joe Biden tidak mempertimbangkan pilihan untuk mundur sebagai kandidat presiden, kata Gedung Putih hari Rabu (3/7), setelah penampilan debatnya yang buruk pekan lalu ketika menghadapi kandidat Partai Republik, Donald Trump.

“Sama sekali tidak,” kata juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, saat ditanya wartawan apakah Biden mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari persaingan.

Sebelumnya, pada hari yang sama, Biden bertemu dengan sebagian dari 23 gubernur negara bagian dari Partai Demokrat untuk meyakinkan para kolega politiknya yang penting itu bahwa ia sehat secara jasmani maupun rohani untuk menjadi kandidat presiden partai itu tahun ini, setelah pekan lalu penampilan debatnya yang terbata-bata saat menghadapi mantan Presiden Donald Trump menimbulkan kekhawatiran.

Pertemuan Biden dengan para gubernur itu dilakukan ketika para pembantunya berusaha dengan panik untuk meyakinkan para pendonor, legislator Partai Demokrat, serta pendukungnya bahwa ia siap bersaing dan menaklukkan Trump dalam pilpres 5 November mendatang.

Pada Rabu pagi, tim kampanye Biden merilis sebuah memo kepada seluruh staf yang menunjukkan bahwa Biden hanya kalah sedikit dari Trump dalam jajak pendapat nasional sejak debat pekan lalu dan bahwa persaingan keduanya masih tetap sengit.

Pascadebat Capres, Biden Yakin Tetap Maju Pada Pemilu
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:00 0:00

Sementara itu, beberapa survei independen lain menunjukkan bahwa Trump menang atas Biden, yang beberapa kali lupa akan kelanjutan jawabannya dalam debat yang disaksikan oleh 51 juta orang itu, serta gagal menjawab pertanyaan yang diajukan kedua moderator CNN.

Dalam acara penggalangan dana Selasa (2/7) malam di pinggiran Washington, Biden memberikan penjelasan bahwa penampilannya saat debat disebabkan oleh kurang tidur dan jadwal perjalanan yang padat selama beberapa minggu menjelang debat, termasuk peringatan D-Day di Prancis, KTT G-7 di Italia dan sejumlah acara kampanye di AS.

“Nyatanya saya tidak bertindak cerdas. Saya memutuskan untuk keliling dunia beberapa kali, melewati sekitar 100 zona waktu… sebelum… debat. [Saya] tidak mendengarkan staf saya, lalu pulang dan hampir tertidur di atas panggung,” ungkapnya. “Tidak ada alasan, tapi itulah penjelasannya.”

Beberapa pejabat Partai Demokrat mulai menyuarakan secara terbuka kekhawatiran mereka soal kebugaran fisik dan mental Biden untuk merampungkan kampanyenya dan kembali menjabat sebagai presiden selama empat tahun berikutnya, yang akan berakhir pada awal 2029 ketika usianya 86 tahun.

Lloyd Doggett, anggota DPR AS 15 periode asal Texas, pada Selasa, menjadi pejabat Partai Demokrat pertama yang meminta Biden mundur, dengan mengatakan bahwa Biden harus “mengambil keputusan yang menyakitkan dan sulit untuk mengundurkan diri.”

Doggett mengatakan, “keputusan untuk mengungkapkan keberatannya secara terbuka tidaklah mudah dan tidak mengurangi rasa hormatnya atas segala hal yang telah dicapai Presiden Biden.”

Namun, Doggett menyoroti penampilan debat Biden yang lemah dan kegagalannya untuk “membela banyak pencapaiannya dengan baik.”

Doggett mengatakan kepada National Public Radio (NPR) bahwa ia mungkin satu-satunya legislator Partai Demokrat yang secara terbuka meminta Biden mundur, tapi ia berpendapat bahwa ia menyuarakan sentimen banyak orang. Ia menambahkan, “Yang jelas saya tidak menerima tentangan dari pemimpin partai” untuk menyuarakan pendapatnya.

Sementara itu, para pemimpin senior Partai Demokrat justru menunjukkan dukungan mereka kepada Biden usai debat pekan lalu. Mereka mengatakan, Biden harus berdiri teguh melawan kegelisahan yang semakin besar di kalangan rekan-rekan partainya.

Senator Chuck Schumer dari New York, yang merupakan pemimpin mayoritas Senat, mengatakan pada Selasa bahwa ia percaya presiden berusia 81 tahun itu layak menjabat.

“Saya mendukung Joe Biden,” ujarnya, menyuarakan pernyataan banyak pejabat tinggi partai.

Akan tetapi, Nancy Pelosi, anggota DPR dari California yang juga mantan ketua DPR AS, mengatakan bahwa meski ia mendukung Biden, “merupakan hal yang sahih ketika ada pertanyaan, ‘Apakah [penampilan seperti] ini hanya kali ini saja atau memang kondisinya seperti itu?’”. Pelosi mengaku, ia menerima tanggapan yang “beragam” dari para pendonor Partai Demokrat tentang kesiapan Biden untuk menjadi capres.

ABC News, yang mengagregasi data jajak pendapat, demograsi dan informasi ekonomi untuk membuat prediksi pemilu, mengatakan bahwa dukungan bagi Biden sedikit melemah dalam survei nasional pascadebat, tapi menyimpulkan bahwa, “Empat bulan menjelang hari pemilu, persaingan pemilihan presiden 2024 masih sengit.”

Belum ada isyarat Biden mempertimbangkan untuk mundur dari pertarungan ulang melawan Trump, yang merupakan pertama kalinya kandidat presiden dari kedua partai besar saling berhadapan dalam dua pemilu berturut-turut sejak 1956. [rd/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG