Nama-nama Asia sudah terbentuk di panggung-panggung mode di Amerika, dan gelombang baru perancang Asia yang telah mapan di negara asal berharap untuk mengikuti jejak pendahulunya di Pekan Mode New York.
Perancang-perancang terbaru yang muncul adalah mereka yang lahir dan mengasah kemampuan di Asia, dan mencari jalan untuk menembus pasar mode AS yang menguntungkan.
Para pendahulu mereka memiliki darah Asia namun lahir di Amerika dan mengasah kemampuan di AS. Salah satu yang paling dikenal adalah Vera Wang, terkenal karena gaun pengantin rancangannya, salah satunya dipakai oleh selebriti Kim Kardashian.
Lalu datanglah para perancang di Asia yang dilatih di Amerika Serikat, seperti Jason Wu. dengan karya yang telah dipakai oleh Ibu Negara Michelle Obama.
Gelombang terbaru ini memiliki rasa budaya sendiri yang lebih kuat, dicampur dengan sensibilitas Barat, menurut Lie Sang Bong, yang merintis merk Lie Sangbong pada 1985 di Korea Selatan.
Ia membuka toko di New York pada Oktober.
"Saya mendapat inspirasi dari puisi, arsitektur dan alam Korea, namun saya juga tergugah oleh konstruksi busana Paris tradisional dan, pada saat ini, oleh para perempuan New York dan cara mereka mendekati mode," ujarnya.
"Pekan Mode New York adalah tempat terbaik untuk memaparkan karya Anda ke pemirsa global, jadi banyak perancang Asia ingin menjadi bagian kegairahan dan pertunjukan di sini untuk mendapatkan pemaparan itu," tambahnya.
Pekan Mode New York, yang berakhir 11 September, menampilkan tren untuk musim semi 2015. Sebuah peragaan dapat meraih perhatian ribuan pembeli, media dan penggemar yang menghadiri acara semi-tahunan tersebut.
Dua perancang yang baru pertama kalinya muncul di sini adalah Zhuliang Li dengan merk papan atas berbasis Shanghai Oudifu, yang memiliki 200 toko eceran di China, dan Tao Wang, perancang di Broadcast, salah satu dari 10 label teratas di China, yang memiliki 800 toko.
Lahir di China dan mengasah kemampuan di Jepang, Wang meluncurkan koleksinya sendiri Taoray Wang dengan rencana memiliki tempat pameran di New York.
"Saya telah ada di industri ini lebih dari 20 tahun, dan ini waktunya bagi saya untuk secara serius melihat bisnis ini daripada hanya menunjukkan kreativitas saya. Saya ingin sarana untuk label saya," ujar Wang, menambahkan bahwa para pembeli global ada di New York, bukan China.
Sambil berekspansi ke pasar AS, para perancang ini tetap mempertahankan eksistensi di Asia, dimana China siap mengambil alih Amerika sebagai pasar pakaian terbesar di dunia pada 2017, menurut firma riset pasar Euromonitor.
"Saya tidak ingin menggeser fokus dari pasar lain, tapi penting bagi saya untuk mengembangkan jangkauan merk," ujar Son Jung Wan dari Korea Selatan, yang meluncurkan merknya di New York tiga tahun lalu.
Wan mengatakan ia berupaya menjaga keseimbangan antara ekspresi budaya Asia dan Barat, menggunakan kain bertekstur kasar pada siluet yang halus dan feminin.
"Saya kira orang-orang tertarik pada kelembutan minimalisme Oriental," ujarnya. (Reuters)