Tautan-tautan Akses

Gelombang Panas Picu Pemadaman, Pertanyaan Mengenai Penggunaan Batu Bara di India


Anak-anak menyegarkan diri di keran pinggir jalan di tengah gelombang panas di Allahabad, India, 28 April 2022. (Foto: AFP)
Anak-anak menyegarkan diri di keran pinggir jalan di tengah gelombang panas di Allahabad, India, 28 April 2022. (Foto: AFP)

Gelombang panas luar biasa brutal dan terjadi lebih awal membakar beberapa bagian India, dengan kekurangan listrik akut memengaruhi jutaan orang karena permintaan listrik melonjak mencapai rekor baru.

Pasokan batu bara di banyak pembangkit listrik tenaga panas sangat rendah, memicu pemadaman listrik setiap hari di beberapa negara bagian. Kelangkaan ini mendorong pengawasan terhadap ketergantungan lama India terhadap batu bara yang menghasilkan 70 persen listrik di negara itu.

Situasi ini menyoroti mendesaknya kebutuhan India untuk mendiversifikasi sumber energinya, karena permintaan listrik diperkirakan meningkat melampaui tempat lain di dunia dalam 20 tahun mendatang seiring berkembangnya negara yang padat penduduknya itu, menurut Badan Energi Internasional.

Seorang pekerja India beristirahat sejenak untuk minum air dari teko tanah di sore yang panas di Allahabad, India. (Foto: AP)
Seorang pekerja India beristirahat sejenak untuk minum air dari teko tanah di sore yang panas di Allahabad, India. (Foto: AP)

Kekurangan listrik ini terjadi sementara suhu sangat tinggi melanda beberapa bagian India mendorong pihak berwenang menutup sekolah-sekolah, memicu kebakaran di tempat pembuangan sampah raksasa dan membuat tanaman layu sementara musim semi yang sejuk mendadak berubah menjadi panas yang tak henti-hentinya.

India mencatat bulan Maret terpanas sejak 1901, dan rata-rata temperatur pada bulan April di bagian utara dan tengah India mencatat suhu tertinggi dalam 122 tahun, kata Departemen Meteorologi India. Temperatur mencapai 45 derajat Celsius di 10 kota pekan lalu, meskipun langit berawan dan hujan dapat meredakannya dalam waktu dekat.

Perubahan iklim membuat suhu yang parah itu menjadi lebih panas dan lebih sering terjadi, dengan gelombang panas kemungkinan akan melanda India sekitar sekali dalam empat tahun, bukannya setiap lima dekade seperti pada masa lalu, kata Friederike Otto, ilmuwan iklim di Imperial College London. India sangat perlu bersiap menghadapi kenaikan konsumsi listrik yang mencapai rekor sebagai akibatnya.

Pemadaman listrik yang sekarang ini merugikan aktivitas ekonomi, yang telah bangkit kembali setelah penutupan semasa pandemi, dan dapat mengacaukan layanan esensial seperti rumah sakit, kata para pakar. Banyak negara bagian, termasuk Uttar Pradesh, Punjab, Haryana dan Rajasthan mengalami pemadaman hingga tujuh jam.

Dari 165 pembangkit listrik tenaga batu bara di India, 94 menghadapi pasokan batu bara yang sangat rendah sementara 8 lainnya tidak beroperasi per hari Minggu, menurut data dari Otoritas Listrik Pusat. Ini berarti cadangan listrik turun di bawah 25 persen level normal.

Peraturan pemerintah mewajibkan pembangkit listrik itu mempertahankan cadangan batu bara untuk listrik selama 24 jam, tetapi banyak yang kerap tidak memilikinya kata Vibhuti Garg, ekonom energi di Institute for Energy Economics and Financial Analysis. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG