Seluruh warga negara Indonesia yang tinggal di sepanjang kawasan pantai Laut Aegea, Turki Tenggara, dipastikan berada dalam kondisi aman, demikian pernyataan KBRI di Ankara, Turki, yang secara terus menerus memantau kondisi pasca gempa berkekuatan 7 skala Richter Jumat siang (30/10).
“Hingga jam 12 malam waktu Turki, tidak ada WNI yang menjadi korban musibah ini. KBRI Ankara terus memantau situasi di lapangan dan berkomunikasi secara intens dengan WNI yang tinggal di wilayah gempa,” ujar Harliyanto, Koordinator Perlindungan WNI di KBRI Ankara saat dihubungi VOA melalui telepon Jumat malam.
Gempa di kawasan Laut Aegea, suatu wilayah di bagian tenggara Turki yang dekat perbatasan Yunani, terasa hingga ke ibu kota Istanbul yang berjarak sekitar 400 kilometer dari lokasi gempa. Sejumlah bangunan di pusat kota Izmir, kota ketiga terbesar di Turki setelah Istanbul dan Ankara, mengalami kerusakan berat.
Selain Izmir, kota-kota lain yang terkena dampak gempa itu antara lain Usak, Denizli, Manisa, Balikesir, Aydin dan Mugla.
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan ada 98 WNI yang tinggal di daerah Izmir dan sekitarnya. Sementara total jumlah WNI di Turki mencapai 5.000 orang, termasuk 2.700 mahasiswa.
KBRI di Ankara telah membuka telpon hotline perlindungan WNI di nomor +90 532 135 22 98.
Badan urusan bencana di Turki mengatakan sedikitnya 17 orang tewas dan sekitar 20 gedung ambruk akibat gempa yang diikuti tsunami berukuran kecil itu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan akan mengerahkan segala upaya untuk membantu upaya penyelamatan warga. [em/pp]