Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mencabut peringatan tsunami, yang semula dikeluarkan setelah gempa berkekuatan 7,4 pada skala Richter terjadi di lepas pantai selatan pulau Jawa. Gempa yang terjadi pukul 19.03 WIB itu dirasakan menggoyang bangunan-bangunan hingga sejauh di Jakarta. Hingga kini belum ada laporan mengenai korban atau kerusakan yang terjadi.
Menurut BMKG, gempa tersebut terjadi pada kedalaman 10 kilometer, berpusat pada kawasan 147 kilometer sebelah barat daya Sumur, Banten. BMKG sebelumnya mengeluarkan peringatan dini tsunami yang dapat mencapai ketinggian tiga meter untuk wilayah Banten, Bengkulu, Jawa Barat, Lampung.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya juga menyatakan peringatan tsunami lokal masih tetap berlaku. Ia meminta orang-orang yang tinggal di daerah pesisir agar mengungsi ke dataran yang lebih tinggi dan juga mendesak warga agar tidak panik.
Sementara itu Survey Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat gempa tersebut berkekuatan 6,8, yang bersumber sekitar 150 kilometer dari Labuan, Banten, pada kedalaman 42, 8 kilometer.
Menurut laporan Associated Press, bangunan-bangunan di Jakarta bergoyang selama hampir satu menit. Stasiun-stasiun televisi menayangkan warga Jakarta yang berlarian keluar dari rumah dan gedung-gedung tinggi.
“Lampu gantung di apartemen saya bergoyang dan saya lari dari lantai 19,” kata Elisa, warga berusia 50 tahun kepada AFP. “Semua orang juga lari. Goncangan terasa benar-benar kuat dan saya sangat takut,” lanjutnya.
Laporan-laporan radio dan televisi menyebutkan warga merasakan guncangan kuat di Banten dan Lampung serta di pesisir selatan Sumatra. Guncangan ini membuat panik warga di beberapa kota dan desa, tetapi tidak ada laporan mengenai korban cedera atau kerusakan.
Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Agus Wibowo menyatakan pihaknya masih mengumpulkan informasi mengenai kerusakan dan korban cedera.
Televisi juga menayangkan laporan mengenai rumah sakit-rumah sakit di Bogor, Ciamis dan Cianjur dilaporkan mengevakuasi pasien, sebagian masih dengan selang infus, ke halaman rumah sakit.
Gempa tersebut menimbulkan kepanikan di Pandeglang, di mana warga lari ke dataran yang lebih tinggi. Di kawasan yang juga mencakup Taman Nasional Ujung Kulon dan pantai-pantai yang populer di kalangan wisatawan itu, tsunami tanpa peringatan sebelumnya terjadi Desember lalu, menewaskan sedikitnya 222 orang selain menghancurkan rumah-rumah, hotel dan berbagai bangunan di tepi pantai lainnya.
Tsunami itu menyusul erupsi dan kemungkinan longsornya Anak Krakatau yang terletak sekitar 112 kilometer di sebelah barat daya Jakarta.
Sedikitnya dua orang tewas dan ribuan lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah gempa berkekuatan 7,3 melanda bagian terpencil Maluku bulan ini.
Tahun lalu, gempa berkekuatan 7,5 dan tsunami yang menyertainya melanda Palu, Sulawesi Tengah, menewaskan lebih dari 2.200 orang, dan seribu lainnya dinyatakan hilang. [uh/lt]