Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah menyatakan dampak gempa magnitudo 5,8 menyebabkan 25 rumah rusak ringan, satu rumah rusak sedang dan dua unit rumah rusak berat. Seorang anak dilaporkan meninggal tertimpa pagar yang roboh.
Gempa magnitudo 5,8 menguncang Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah pada Kamis (26/8) pukul 9:14 Waktu Indonesia Barat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, Iksan Badwi kepada VOA mengatakan gempa bumi magnitudo 5,8 menyebabkan kerusakan rumah penduduk yang berada di tiga desa dan tujuh kelurahan di Kecamatan Ampana Kota, Ratolindo dan Ampana Tete.
Selain itu dilaporkan satu orang anak warga kelurahan Bailo, Kecamatan Ampana Kota meninggal dunia tertimpa pagar beton yang roboh.
“Jumlah rumah yang rusak ringan itu sudah 25 rumah, yang rusak sedang itu satu unit, rusak berat dua unit rumah,” kata Iksan Badwi. Kerusakan juga terjadi pada bagian pagar beton Rumah Sakit Umum Daerah Ampana.
Warga di Pesisir Pantai Masih Mengungsi
Iksan Badwi melaporkan pasca gempa, terjadi pengungsian warga yang berasal dari wilayah pesisir pantai ke tempat yang lebih tinggi. Warga umumnya khawatir akan terjadi gempa susulan. BPBD Tojo Unauna telah mendirikan empat tenda serta dapur umur.
“Perkiraan sekitar 200 lebih pengungsi ini yang ada, kalau cek lapangan itu berasal dari sekitaran pesisir pantai,” jelas Iksan Badwi.
Lokasi pengungsian warga itu berada di tiga lokasi yaitu di halaman rumah jabatan Bupati di Kelurahan Uemalingku,desa Labuan dan desa Padang Tumbuo.
Sekretaris Desa Tete A di Kecamatan Ampana Tete, Moh Fikri Agusti mengungkapkan warga yang tinggal di pesisir pantai umumnya belum berani kembali ke rumah dan memilih berada di lokasi yang tinggi. Kekhawatiran warga masih akan ada gempa susulan yang lebih kuat seperti yang terjadi pada 26 Juli 2021 yang masing-masing berkekuatan 5,9 dan 6,5.
“Acuannya para pengungsi bahwa –gempa- di siang hari akan terjadi juga di malam hari. Ketakutannya masyarakat itu, selain dari ada gempa susulan juga jangan ada potensi tsunami” cerita Moh Fikri Agusti.
Kabupaten Tojo Una-Una Rawan Gempa
Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam penjelasan di akun media sosialnya menyebutkan episenter gempa magnitudo 5,8 di Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una terletak di laut pada jarak 12 kilometer arah baratlaut Ampana dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa dangkal ini terjadi akibat dipicu oleh aktivitas sesar aktif di lokasi pusat gempa, tetapi karakteristik sesar aktif pembangkit gempa ini belum teridentifikasi dengan baik. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme sumber pergerakan mendatar/geser (strike slip).
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa meskipun berpusat di laut, gempa ini tidak berpotensi tsunami, karena disamping mekanisme sumbernya yang berupa sesar geser, magnitudonya belum cukup kuat untuk dapat menimbulkan deformasi dasar laut untuk memicu terjadinya tsunami.
Hingga pukul 14.30 WIB BMKG mencatat telah terjadi gempa susulan (aftershocks) sebanyak dua kali dengan mengnitudo 3,6 pukul 13.38.16 WIB dan magnitudo 3,5 pukul 14.14.35 WIB.
Zona di sekitar pusat gempa Tojo Una-Una magnitudo 5,8 hari ini, sejarah mencatat pada masa lalu telah terjadi lebih dari 8 kali gempa kuat dan merusak, seperti gempa 23 Februari 1923 (M6,5), gempa 1 Desember 1927 (M6,3), gempa 30 Juni 1964 (M6,6), gempa 11 Oktober 1964 (M6,2), gempa 23 April 1966 (M6,5), gempa 4 Februari 1969 (M6,1), gempa 15 Maret 2015 (M6,1) dan gempa 26 Juli 2021 (M6,3).
Dengan banyaknya catatan gempa kuat dan merusak yang pernah terjadi di wilayah tersebut, maka wilayah Kabupaten Tojo Una-Una merupakan kawasan rawan gempa. [yl/em]