Gencatan senjata kemanusiaan lima hari sedang berlaku di Yaman untuk memberi PBB kesempatan mendatangkan pangan dan bantuan lain yang sangat dibutuhkan bagi kaum sipil yang sangat menderita.
Penghentian pertempuran mulai berlaku Selasa malam, di mana pemberontak Houthi Shiah dan koalisi yang dipimpin Saudi bertempur sampai ke menit terakhir.
Juru bicara koalisi Ahmed al-Assiri mengatakan Saudi mendukung gencatan senjata itu, tetapi akan terus memantau pemberontak melalui intelijen dan penerbangan pengintaian.
“Kami akan siap berreaksi terhadap setiap pelanggaran gencatan senjata,” kata Assiri kepada Kantor Berita Perancis. Pemberontak juga mengatakan mereka akan menanggapi kalau gencatan senjata dilanggar.
Badan-badan bantuan PBB siap mendatangkan pangan darurat, selimut dan perbekalan penting lainnya bagi ratusan ribu orang kaum sipil Yaman.
Banyak penduduk telah melihat rumah mereka dihancurkan serangan udara koalisi dan tembakan artileri Houthi, yang telah memaksa presiden mengungsi dari negara itu.
PBB mengatakan pertempuran telah menewaskan kira-kira 1.500 orang sejak serangan udara mulai bulan Maret. Utusan khusus PBB Ismail Ould Cheikh Ahmedberada di ibukota Yaman, Sana’a, untuk berusaha mendatangkan semua pihak ke meja perundingan dan memastikan gencatan senjata bertahan.
