Gerakan anti perdagangan bebas di Eropa ini membuat perjanjian perdagangan bebas menjadi topik yang sangat sensitif di kedua sisi Atlantik dan membuat ratifikasi perjanjian itu kemungkinan besar tidak tercapai dalam waktu dekat.
Perjanjian Kemitraan Perdagangan dan Investasi Trans-Atlantik (TTIP) antara Uni Eropa dan Amerika Serikat telah didiskusikan sejak 2013, dan pembicaraan putaran ke-15 akan dimulai pekan depan.
Sementara itu perundingan antara Uni Eropa dan Kanada mengenai Perjanjian Ekonomi dan Perdagangan Komprehensif (CETA) telah berlangsung selama tujuh tahun belakangan ini.
Para politisi menyatakan perjanjian perdagangan penting untuk menumbuhkan ekonomi, meningkatkan ekspor dan menciptakan lapangan kerja. Pertumbuhan ekonomi telah berlangsung lamban dalam beberapa tahun belakangan, terutama di zona Euro. Tetapi mereka yang oleh para pembuat kebijakan disebut akan diuntungkan, seperti para pemilik bisnis lokal, juga menyatakan tentangan terhadap perjanjian-perjanjian perdagangan itu.
Guido Körber adalah seorang wirausahawan Jerman yang mengelola perusahaan teknologi di Berlin dan kerap berbisnis dengan perusahaan-perusahaan Amerika. Ia bukan hanya menentang TTIP, ia juga menjadi anggota dewan penasihat sebuah jejaring pemilik bisnis Jerman yang menentang perjanjian TTIP dan CETA.
Ia mengatakan, isu-isu seperti pengadaan barang publik transatlantik, tidak akan menguntungkan perusahaan-perusahaan seperti miliknya. Sedikit sekali, jika pun ada, perusahaan kecil dan menengah yang ambil bagian dalam proses tender di kawasan Atlantik.
Mereka yang akan ambil bagian kemungkinan besar adalah subkontraktor lokal untuk proyek-proyek pengadaan publik yang lebih besar, atau kontraktor langsung untuk proyek-proyek lokal, jelasnya.
Menurutnya, pengadaan barang yang dibuka secara internasional akan mengancam perusahaan kecil dan menengah setempat, karena proyek itu biasanya akan mengundang perusahaan-perusahaan besar.
Masalah standar dan sertifikasi juga merupakan hambatan besar lainnya bagi Körber: Secara teknis, ujarnya, standar bagi produk-produk sama di kedua sisi Atlantik. Tetapi standar-standar di bawahnya, prosedur tes dan sertifikasi mengikuti peraturan yang sama sekali berbeda, lanjutnya.
BEUC adalah organisasi konsumen Eropa yang memberi saran kepada pembuat kebijakan mengenai bagian-bagian mana dari perjanjian itu yang tidak lolos uji konsumen.
Dirjen Monique Goyens mengatakan menurut opini publik, gerakan itu bukan hanya memprihatinkan isi perjanjian. “Ini lebih mengenai kerahasiaan dan kurangnya transparansi. Juga ada salah satu kritik besar kami. Kami tidak mendapatkan akses, tidak dapat berkontribusi pada perdebatan konstruktif selama kita tidak mendapat akses ke isi perjanjian. Komisi Eropa telah melansir proposalnya. Kami kini menghadapi masalah karena Amerika tidak ingin melansir proposalnya. Ini berarti kita tidak benar-benar tidak memiliki peran penasihat.”
Kekhawatiran mengenai makanan yang telah dimodifikasi secara genetik, perlindungan lingkungan hidup atau standar kualitas produk-produk konsumen yang lebih rendah membuat ratusan ribu warga di Jerman, Austria dan Belgia berdemonstrasi menentang perundingan yang terus berlangsung dalam beberapa pekan belakangan. [uh/ab]