JAKARTA —
Noor Tagouri, perempuan muda yang datang dari komunitas Muslim di Amerika, merintis perjuangan untuk menjadi penyiar berhijab (berjilbab) pertama di televisi nasional Amerika, sebuah praktik yang belum lazim di industri pertelevisian Amerika saat ini. Noor bersama komunitasnya menggalang kampanye yang dipublikasikan melalui media sosial dengan nama LetNoorShine.
Melalui kampanye #LetNoorShine di media sosial, Noor Tagouri, seorang aktivis toleransi beragama yang juga seorang jurnalis Muslim di Amerika menggalang dukungan untuk mewujudkan mimpinya menjadi penyiar berhijab pertama di televisi Amerika.
Noor Tagouri menjelaskan, “Kampanye 'LetNoorShine' ini sudah dimulai sejak Desember 2012, dan saya memulainya sebagai cara untuk berbagi perjalanan hidup saya dan mendorong orang lain untuk mengikuti apa yang menjadi keinginan mereka. Saya sendiri punya mimpi menjadi penyiar berita sejak saya berusia delapan tahun.“
Tagouri berbagi inspirasi tentang cita-citanya itu kepada sejumlah perempuan berhijab di Pusat Kebudayaan @america, Jakarta, Kamis malam (16/01/2013), dalam rangka peringatan Hari Kebebasan Beragama yang jatuh setiap tanggal 16 Januari di Amerika. Mimpinya adalah industri penyiaran di Amerika juga bisa terbuka untuk muslimah berhijab seperti dirinya.
"Saya menyadari bahwa belum pernah ada reporter berita dan penyiar TV berhijab di televisi Amerika. Saya ingin menghapuskan hambatan dan mematahkan stigma itu, dan saya ingin menjadi (penyiar berhijab) yang pertama," kata Tagouri.
Noor Tagouri merupakan lulusan Prince George’s Community College dan sedang menyelesaikan beasiswa kuliah di jurusan jurnalisme penyiaran, pembangunan internasional dan manajemen konflik di University of Maryland, College Park, AS.
Sebagai seorang jurnalis berhijab, Tagouri mengatakan bahwa apa yang dikenakannya tidak lantas membuatnya tidak objektif dalam melaporkan berita, dibandingkan dengan jurnalis lainnya.
Tagouri menambahkan, "Apa saya kenakan tidak membuat saya menjadi kurang obyektif dibandingkan jurnalis lainnya, dan saya tetap bisa membaca berita dengan obyektif dengan memakai hijab. Banyak muslimah Amerika yang mengenakan hijab. Pesan itu yang ingin saya bawa: hijab bukanlah sebuah hambatan."
Selama dua tahun belakangan, Tagouri juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial untuk mengakhiri perbudakan seks dan penjualan manusia. Kini, Tagouri adalah jurnalis untuk CBS Radio dan sedang menjalani program magang di WUSA-9 TV, sebuah TV afiliasi CBS di Washington DC.
Melalui kampanye #LetNoorShine di media sosial, Noor Tagouri, seorang aktivis toleransi beragama yang juga seorang jurnalis Muslim di Amerika menggalang dukungan untuk mewujudkan mimpinya menjadi penyiar berhijab pertama di televisi Amerika.
Noor Tagouri menjelaskan, “Kampanye 'LetNoorShine' ini sudah dimulai sejak Desember 2012, dan saya memulainya sebagai cara untuk berbagi perjalanan hidup saya dan mendorong orang lain untuk mengikuti apa yang menjadi keinginan mereka. Saya sendiri punya mimpi menjadi penyiar berita sejak saya berusia delapan tahun.“
Tagouri berbagi inspirasi tentang cita-citanya itu kepada sejumlah perempuan berhijab di Pusat Kebudayaan @america, Jakarta, Kamis malam (16/01/2013), dalam rangka peringatan Hari Kebebasan Beragama yang jatuh setiap tanggal 16 Januari di Amerika. Mimpinya adalah industri penyiaran di Amerika juga bisa terbuka untuk muslimah berhijab seperti dirinya.
"Saya menyadari bahwa belum pernah ada reporter berita dan penyiar TV berhijab di televisi Amerika. Saya ingin menghapuskan hambatan dan mematahkan stigma itu, dan saya ingin menjadi (penyiar berhijab) yang pertama," kata Tagouri.
Noor Tagouri merupakan lulusan Prince George’s Community College dan sedang menyelesaikan beasiswa kuliah di jurusan jurnalisme penyiaran, pembangunan internasional dan manajemen konflik di University of Maryland, College Park, AS.
Sebagai seorang jurnalis berhijab, Tagouri mengatakan bahwa apa yang dikenakannya tidak lantas membuatnya tidak objektif dalam melaporkan berita, dibandingkan dengan jurnalis lainnya.
Tagouri menambahkan, "Apa saya kenakan tidak membuat saya menjadi kurang obyektif dibandingkan jurnalis lainnya, dan saya tetap bisa membaca berita dengan obyektif dengan memakai hijab. Banyak muslimah Amerika yang mengenakan hijab. Pesan itu yang ingin saya bawa: hijab bukanlah sebuah hambatan."
Selama dua tahun belakangan, Tagouri juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial untuk mengakhiri perbudakan seks dan penjualan manusia. Kini, Tagouri adalah jurnalis untuk CBS Radio dan sedang menjalani program magang di WUSA-9 TV, sebuah TV afiliasi CBS di Washington DC.