Aktivis iklim muda, Vanessa Nakate dan Greta Thunberg, pada Selasa (28/9), mengecam para pemimpin global atas kegagalan mereka menepati janji membantu mendanai negara-negara miskin untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.
Kantor berita AP melaporkan empat ratus aktivis iklim dari 180 negara diundang ke ibukota keuangan Italia, Milan, untuk menghadiri pertemuan puncak Youth4Climate selama tiga hari. Pertemuan ini pada akhirnya akan menghasilkan rekomendasi untuk pertemuan puncak iklim PBB di Glasgow, Skotlandia, yang akan dimulai pada 31 Oktober mendatang.
Para peserta pertemuan menuntut pertanggung jawaban lebih besar dari para pemimpin dunia dan peran resmi yang lebih besar bagi kaum muda.
Dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran Inggris Sky News, Thunberg dan Nakate menggambarkan Inggris, yang akan menjadi tuan rumah KTT iklim bulan depan, sebagai "salah satu penjahat iklim terbesar".
Inggris sendiri telah berjanji untuk mengurangi emisi karbonnya menjadi nol pada tahun 2050, dan Perdana Menteri Boris Johnson telah memperjuangkan perluasan energi terbarukan, dengan mengatakan Inggris bisa menjadi "Arab Saudi untuk energi angin."
Namun ia dikecam para pencinta lingkungan karena gagal menghentikan pengeboran minyak baru di Laut Utara Inggris dan proposal tambang batu bara baru di barat laut Inggris. (my/rs)