Grup rap terkenal di Thailand muncul kembali untuk “balas dendam.”
Grup “Rap Against Dictatorship” (“Rap Menentang Kediktatoran”) menjadi terkenal pada tahun 2018 dengan lagu debutnya, “What My Country's Got,” sebuah makian bermuatan politik yang menusuk junta militer negara itu. Video tersebut telah ditonton sebanyak 94 juta kali di YouTube.
Grup musik tersebut meluncurkan lagu terbarunya, “Reform,” (“Reformasi”) di YouTube beberapa minggu lalu di tengah protes anti-pemerintah yang mengguncang ibu kota, Bangkok. Video itu telah ditonton lebih dari 7 juta kali.
Sementara mengambil tema luas yang sama tentang penindasan oleh negara, impunitas dan kemunafikan, lagu baru itu, seperti protes itu sendiri, tidak hanya ditujukan pada pemerintah tetapi juga monarki yang tidak tersentuh di negara itu.
Ribuan pemuda Thailand turun ke jalan-jalan ibu kota hampir setiap hari sejak Juli untuk menuntut pengunduran diri pemimpin kudeta 2014 yang menjadi Perdana Menteri Prayut Chan-ocha. Mereka juga menuntut dicabutnya hak istimewa yang diberikan kepada militer.
Namun, sejak Agustus, “massa,” sebagaimana para pengunjuk rasa menyebut diri mereka, semakin mengarahkan kemarahan mereka terhadap istana kerajaan yang mereka tuduh bekerja sama dengan militer untuk menjaga elit konservatif Thailand tetap kaya dan berkuasa. Mereka ingin agar Raja Maha Vajiralongkorn dikontrol dengan tegas oleh aturan baru yang akan menjauhkannya dari politik dan membuatnya terbuka dengan gaya hidup mewah yang dibayar dengan pajak rakyat. [lt/ab]