Gubernur negara bagian Missouri, Amerika, telah memerintahkan tentara Pengawal Nasional ke kota Ferguson, menyusul protes selama seminggu yang terkadang diimbuhi kekerasan akibat penembakan yang menewaskan seorang remaja kulit hitam tidak bersenjata oleh seorang polisi kulit putih.
Jay Nixon memerintahkan pengerahan tentara itu Senin pagi (18/8) setelah terjadi bentrokan lagi antara polisi dan pengunjuk rasa yang memprotes penembakan Michael Brown di Ferguson.
Polisi dengan mengenakan pakaian tahan peluru, masker gas dan kendaraan lapis baja menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang sebagian besar kaum muda yang berusaha berbaris menuju mereka.
Polisi mengatakan sebagian dari pemrotes mengadakan apa yang tampaknya pawai damai mendekati pos komando keamanan.
Seorang pejabat kepolisian, Kapten Ron Johnson, mengatakan demonstran melemparkan bom molotov dan terlibat dalam penembakan, penjarahan dan vandalisme. Dia mengatakan, sedikitnya dua demonstran terluka dalam penembakan itu.
Dia mengatakan pengunjuk rasa juga menembak polisi, tetapi tidak ada polisi yang terluka.
Johnson menggambarkan kekerasan itu sebagai "tindak pidana terencana" yang dirancang untuk merusak properti, menyakiti orang dan memprovokasi respon. Dia mengatakan polisi harus merespon untuk melindungi nyawa orang dan properti.
Kekerasan itu terjadi beberapa jam sebelum jam malam mulai untuk malam kedua berturut-turut. Jam malam itu mulai berlaku pada tengah malam waktu setempat dan berlangsung sampai jam 5 pagi.